Sabtu, 09 Januari 2021

Merumuskan Ciri Negosiasi (Materi Pembelajaran Bindo X Semester Genap MA/ SMK/ SMA, BAB V Teks Negosisasi Pertemuan Ke-1)


Materi ini bersumber dari buku Bahasa Indonesia kelas X yang diberbitkan Puskurbuk Kemdikbud. Materi ini dishare dengan harapan membantu siswa, memudahkan siswa dan guru dalam pembelajaran daring karena pembatasan pembelajaran.


Merumuskan Ciri Negosiasi

Amati dan pahami teks I, II, dan III berikut ini. Kemudian jawablah pertanyaan- pertanyaan yang menyertainya.


                                                                Teks I
Pembeli    : “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”
Penjual      : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.” 
Pembeli     : “Boleh kurang kan, bang?”
Penjual       : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan karbitan. Matang pohon
Pembeli     : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh ribu saja 
                ya?”
Penjual       : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu.
Pembeli     :  "Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”
Penjual       :  “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”
Pembeli     :  “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak busuk.”
Penjual       :  “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.” 
Pembeli     :  “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”
Akhirnya, penjual mempersilakan pembeli untuk memilih dan menimbang sendiri mangga yang dibelinya.


                                                            Teks II
                                                            
                                                            HP Baru
        Perihal HP barunyaitu, sesungguhnyasudahlama Ranimenginginkannya. Beberapa kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal.
        Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat membutuhkan HP.
        “Yah ... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?” kata Rani pada ayahnya. “Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja. “Tapi, Yah ... semua teman Rani punya HP. Mereka dapat denganmudah menelepon orangtuanya saat terpaksa pulang telat.”  “Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat,” kata ayah lagi. Rani hampir saja menangis.
        “Tak hanya itu, Yah ... Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah,” kata
        Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas. Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu Ayahnya.
        Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.
        “Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak?”
        Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya.
        “Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP.”
        “Hm ... Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal ....” ayah seakan sengaja menggoda Rani.
        “Asal apa, Yah?” tanya Rani tak sabar.
        “Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif.”
        “Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah,” janji Rani sambil memeluk Ayahnya



                                                                        Teks III
                                                            Terima Kasih, Bu Mia
        Kamis pagi usai pelajaran olah raga, Bu Mia, guru Kimia masuk kelas X MIPA tepat waktu. Tak seperti biasanya, hari itu anak-anak belum selesai berganti pakaian. Penyebabnya, mereka baru saja mengikuti ujian lari mengelilingi stadion
        Sebenarnya hari itu Bu Mia akan memberikan ulangan. Beberapa siswa yang napasnya masih memburu dan keringatnya bercucuran, mengajukan usul pada Dani.
        “Dan ... minta Bu Mia menunda ulangan dong. Capek nih,” kata Ali. “Waduuuh aku gak berani,” jawab Dani. “Lia saja suruh bilang. Dia kan ketua kelas, ” sambung Dani.
        “Baiklah, aku akan mencoba merayu Bu Mia. Doakan berhasil,” kata Lia. “Beres. Kamu kan ketua kelas.”
        Dengan santun, Lia menghadap Bu Lia yang wajahnya tampak kaku melihat murid-muridnya belum juga siap mengikuti pelajaran.
        “Maaf, Bu. Boleh Lia berbicara sebentar?” tanya Lia sambil duduk. “Iya. Ada apa?”
        “Begini, Bu, saya mewakili teman-teman, Lia minta maaf karena teman- teman belum selesai ganti baju.
        “Biasanya kan tidak terlambat seperti ini?” tanya Bu Mia.
        “Iya, Bu. Sekali lagi maafhan, kami. Kami kelelahan, Bu. Tadi baru saja ujian lari mengelilingi stadion 2 kali.”
        “Oh ... kenapa tidak bilang tadi? Kalian sudah minum?” suara Bu Mia berubah ramah setelah tahu penyebab Lia dan kawan-kawannya terlambat ganti baju.
        “Belum sempat, Bu. Kami takut ketinggalan ulangan,” jawab Lia tetap dengan sopan. “Kalau boleh, kami minta waktu sepuluh menit untuk minum dan ganti baju, Bu. Biar badan kami segar.”
        “Ya sudah, kalian istirahat 15 menit. Ulangannya minggu depan saja. Nanti kita latihan soal saja,” jawab Bu Lia mengagetkan Mia dan teman-teman.
        “Makasih, Bu,” kata Lia.
        “Eit ... tapi ingat. Kalian harus tertib. Tidak boleh gaduh dan mengganggu kelas lain. Dan masuk kelas lagi tepat pukul 09.00 WIB.”
        “Iya, Bu. Makasih.”
Teman-teman Lia yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan Lia dan Bu Mia bertepuk tangan gembira mendengar keputusan Bu Mia


TUGAS

Bacalah Teks I untuk menjawab soal nomor 1 s.d.5!
1. Siapa pelaku dialog tersebut?
2. Bagaimana cara pembeli menawar harga mangga tersebut?
3. Bagaimana tanggapan penjualnya?
4. Apakah pada akhir dialog terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli?
5. Bagaimana kesepakatan akhir terjadi?


Bacalah Teks II untuk menjawab soal nomor 6 s.d.10!
6. Apa yang diajukan Rani pada Ayahnya?
7. Apakah Ayah langsung mengabulkan permintaan Rani? Jelaskan alasannya!
8.  Bagaimana cara Rani meyakinkan Ayahnya?
9.  Bagaimana cara Ayah memenuhi permintaan Rani?
10. Apakah permintaan Rani dikabulkan oleh Ayahnya? Adakah syarat yang harus dipenuhi Rani?


Bacalah teks III untuk menjawab soal nomor 11 s.d. 15
11.   Apa yang disampaikan Lia kepada Bu Mia?
12. Bagaimana cara Lia meyakinkan Bu Mia?
13. Bagaimana tanggapan Bu Mia atas permintaan Lia?
14. Apakah Bu Lia mengabulkan permintaan Lia?
15. Adakah syarat yang ditetapkan Bu Mia?

Bacalah Teks I, II, dan III untuk menjawab soal nomor 16 s.d. 20!
 16. Di antara ketiga teks tersebut, manakah yang termasuk ke dalam teks negosiasi? Jelaskan alasanmu!
17.  Apakah dalam teks tersebut terjadi proses pengajuan dan penawaran?
18. Siapakah         partisipan         yang    menyampaikan            pengajuan        dan      yang mengajukan penawaran?
19. Apakah terjadi kesepakatan antarpartisipan?
20. Rumuskanlah ciri-ciri teks negosiasi dengan bahasamu sendiri!

 









Minggu, 04 Oktober 2020

Mengidentifikasi Informasi Berupa Permasalahan Aktual yang Disajikan dalam Ceramah (Teks Ceramah Pertemuan I)

 

Materi ini bersumber dari Suherli, dkk. Bahasa Indonesia Kelas XI. Puskurbuk Kemdikbud

Pernahkah kamu memiliki keinginan untuk tampil di depan umum? Jika ingin tampil di depan umum, salah satu kegiatan berbicara yang bisa kamu lakukan adalah ceramah. Dengan berceramah, kita akan membagi pengetahuan dari apa yang kita kuasai. Bahkan, melalui ceramah, kita dapat berbagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Jadi, aktivitas ceramah sangat bermanfaat, bukan?

Kegiatan I

Memahami Informasi dan Permasalahan yang Didengar atau yang Dibaca


Perhatikan teks di bawah ini!

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berbahagia,

Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan pada banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar atau bertendensi menyerang. Tentu saja, hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.

Gejala yang sama terlihat pula pada penggunaan bahasa oleh para politisi kita, misalnya ketika melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Tanggapan-tanggapan mereka terdengar pedas, vulgar, dan beberapa di antaranya cenderung provokatif. Padahal sebelumnya, pada zaman pemerintahan Orde Baru, pemakaian bahasa dibingkai secara santun lewat pemilihan kata yang dihaluskan maknanya (epimistis).

Kita pun tentu gelisah sebagai orang tua. Kita sering menyaksikan kebiasaan berbahasa anak-anak dan para remaja yang kasar dengan dibumbui sebutan-sebutan antarsesama yang sangat miris untuk didengar. Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.

Penyebab utamanya adalah perkembangan masyarakat yang sudah tidak menghiraukan perubahan nilai-nilai kesantunan dan tata krama dalam suatu masyarakat. Misalnya, kesantunan (tata krama) yang berlaku pada zaman kerajaan yang berbeda dengan yang berlangsung pada masa kemerdekaan dan pada masa kini. Kesantunan juga berkaitan dengan tempat: nilai-nilai kesantunan di kantor berbeda dengan di pasar, di terminal, dan di rumah.

Pergaulan global dan pertukaran informasi juga membawa pengaruh pada pergeseran budaya, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai kesantunan itu. Fenomena demikian menyebabkan para remaja dan anggota masyarakat lainnya gamang dalam berbahasa. Pada akhirnya mereka memiliki kaidah berbahasa yang mereka anggap bergengsi, tanpa mengindahkan kaidah bahasa yang sesungguhnya.

Sejalandenganperubahanwaktudantantanganglobal, banyak hambatan dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Misalnya, tayangan televisi yang bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan tata krama orang Timur. Sementara itu, sekolah juga kurang memperhatikan kesantunan berbahasa dan lebih mengutamakan kualitas otak siswa dalam penguasaan iptek

Selain itu, kesantunan berbahasa sering pula diabaikan dalam lingkungan keluarga. Padahal, belajar bahasa sebaiknya dilaksanakan setiap hari agar anak dapat menghayati betul bahasa yang digunakannya. Anak belajar tata santun berbahasa mulai di lingkungan keluarga.

Nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam beragama juga merupakan salah satu kewajiban manusia yang bentuknya berupa perkataan yang lembut dan tidak menyakiti orang lain. Kesantunan dipadankan dengan konsep qaulan karima yang berarti ucapan yang lemah lembut, penuh dengan pemuliaan, penghargaan, pengagungan, dan penghormatan kepada orang lain. Berbahasa santun juga sama maknanya dengan qaulan ma’rufa yang berarti berkata-kata yang sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat penutur.

Oleh karena  itu,  pendidikan  etika  berbahasa  memiliki  peranan yang sangat penting. Pemerolehan pendidikan kesantunan berbahasa sangat diperlukan sebagai salah satu syariat dalam beragama. Dengan kesantunan, dapat tercipta harmonisasi pergaulan dengan lingkungan sekitar. Penanaman kesantunan berbahasa juga sangat  berpengaruh positif terhadap kematangan emosi seseorang. Semakin intens kesantunan berbahasa itu dapat ditanamkan, kematangan emosi itu akan semakin baik. Aktivitas berbahasa dengan emosi berkaitan erat. Kemarahan, kesenangan, kesedihan, dan sebagainya tercermin dalam kesantunan dan ketidaksantunan itu.

Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.

Sumber: Kosasih, 2010 dalam Suherli, dkk, 2017.

       Teks seperti itulah yang sering kali disebut sebagai ceramah. Mungkin ada pula yang mengatakannya sebagai teks pidato. Teks seperti itu dapat kita peroleh dalam berbagai kesempatan. Di sekolah mungkin saja hampir setiap hari kita mendapatkannya, baik dari guru, kepala sekolah, pembina OSIS, dan pihak-pihak lainnya. Di lingkungan masyarakat pun sering kali kita mendapatkan ceramah. Dari teks semacam itu, kita dapat memperoleh tambahan pengetahuan, informasi, dan wawasan.

       Dengan memperhatikan contoh tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan ceramah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya. Yang menyampaikan adalah orang-orang yang menguasai di bidangnya dan yang mendengarkan biasanya melibatkan banyak orang. Medianya bisa langsung ataupun melalui sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan media lainnya.

       Selain itu, ada pula yang disebut dengan pidato dan khotbah. Untuk memahami kedua hal tersebut, cermatilah perbedaan di antara keduanya.

1.    Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif, yakni berisi ajakan ataupun dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu

2.    Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan


Kegiatan II

Menemukan Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Teks Ceramah
Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mengenal jenis pembicaraan yang disebut dengan ceramah. Sekarang, kita akan mengenali jenis informasi ataupun pemasalahan yang mungkin kita dapatkan dari suatu ceramah.
Informasi disebut pula penerangan informasi bersifat publisitas; ditujukan untuk umum (publik). Informasi dalam media massa umumnya bersifat aktual. Demikian pula yang disampaikan melalui ceramah- ceramah yang biasanya berkaitan dengan isu-isu terhangat
Jenis-jenis informasi dapat dikategorikan sebagai berikut.

1. Informasi berdasarkan fungsi yaitu informasi yang bergantung pada materi dan juga kegunaan informasi. Yang termasuk informasi jenis  ini adalah informasi yang menambah pengetahuan, informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif), dan informasi yang hanya menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional (khayalan). Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya, tulisan tentang pergantian kurikulum. Informasi edukatif, misalnya, tulisan tentang teknik belajar yang jitu. Selanjutnya, informasi yang menyenangkan, misalnya, cerita pendek, karikatur, dan komik.

2.  Informasi berdasarkan format penyajian yaitu informasi berdasarkan bentuk penyajian informasinya. Di media massa dikenal berbagai bentuk penyajian yaitu dalam bentuk tulisan, foto, kartun, ataupun karikatur. Dalam bentuk tulisan dikenal bentuk berita, artikel, karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi.

3. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat kejadian peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi dibagi menjadi informasi daerah, nasional, dan mancanegara.

4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan yaitu informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada. Bidang-bidang yang biasanya dibedakan itu, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek

5.  Informasi berdasarkan bidang kepentingan yaitu dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut.

a.      Informasi yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca.

b.     Informasi yang menyangkut perubahan dan berpengaruh pada kehidupan pembaca.

c.      Informasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

d.     Informasi tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.


LATIHAN

Jawablah dengan benar dan jelas!

1.     Apa manfaat jika kamu mendengarkan ceramah?

2.     Apa manfaat jika kamu menyajikan ceramah?

3.     Kapan dan di mana saja kesempatan mendengarkan ceramah itu dapat kita ikuti?

4.     Bagaimana persamaan dan perbedaan antara ceramah dengan pidato serta khotbah?

5.     Informasi/pengetahuan apa saja yang dapat kamu peroleh dari teks ceramah di atas? Jelaskan!

6.     Manakah    informasi         yang    berkaitan         dengan            masalah          bahasa? Jelaskan!

a.    Kesantunan itu penting untuk diperhatikan dalam berbagai kesempatan.

b.    Setiap budaya memiliki pola berinteraksi yang cenderung berbeda-beda

c.    Dalam ekspresi seseorang itu terdapat banyak pesan yang harus kita perhatikan

d.    Terjadi salah pengertian antara mereka sehingga sering terjadi pertengkaran

e.    Seminar itu akan dipublikasi- kan hasilnya di media massa nasional.

7.     Berdasarkan fungsinya, termasuk jenis manakah informasi di bawah ini: edukatif (E), persuatif (P), atau rekreatif (R).

a.    Banyak cara yang dapat kita lakukan di dalam rangka meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

b.    Kebahagiaan itu datangnya bukan dari orang lain, tetapi dari diri sendiri.

c.    Perjalanan ke kota itu sungguh mengesankan manakala diiringi rintik- rintik hujan yang menggoda.

d.    Sudah hampir sepuluh tahun peristiwa itu berlalu, tetapi pesan-pesannya tetap teringat sampai sekarang.

e.    Hendaknya kita tidak melupakan kebaikan-kebaikannya meskipun sesekali ia pernah mengecewakan kita; itu memang sudah biasa dan wajar.

 

Sumber: Suherli,dkk. Bahasa Indonesia Kelas XI. Puskurbuk Kemdikbud