Materi ini bersumber dari Suherli, dkk. Bahasa Indonesia Kelas XI. Puskurbuk Kemdikbud
Pernahkah kamu memiliki keinginan untuk tampil di depan umum? Jika ingin tampil di depan umum, salah satu kegiatan berbicara yang bisa kamu lakukan adalah ceramah. Dengan berceramah, kita akan membagi pengetahuan dari apa yang kita kuasai. Bahkan, melalui ceramah, kita dapat berbagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Jadi, aktivitas ceramah sangat bermanfaat, bukan?
Kegiatan I
Memahami Informasi dan Permasalahan yang Didengar atau yang Dibaca
Perhatikan teks di bawah ini!
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berbahagia,
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya
dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak
pada ungkapan-ungkapan pada banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaannya, seperti
ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar atau
bertendensi menyerang. Tentu saja, hal itu sangat menggores hati yang
menerimanya.
Gejala yang sama terlihat
pula pada penggunaan bahasa oleh para politisi kita, misalnya ketika
melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Tanggapan-tanggapan mereka
terdengar pedas, vulgar, dan beberapa di antaranya cenderung provokatif.
Padahal sebelumnya, pada zaman pemerintahan Orde Baru, pemakaian bahasa
dibingkai secara santun lewat pemilihan kata yang dihaluskan maknanya
(epimistis).
Kita pun tentu gelisah
sebagai orang tua. Kita sering menyaksikan kebiasaan
berbahasa anak-anak dan para remaja yang kasar dengan dibumbui sebutan-sebutan antarsesama yang sangat miris untuk didengar.
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam
masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan
pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun
kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang
berlaku dalam masyarakat itu.
Penyebab utamanya adalah
perkembangan masyarakat yang sudah tidak menghiraukan perubahan nilai-nilai
kesantunan dan tata krama dalam suatu masyarakat. Misalnya, kesantunan (tata
krama) yang berlaku pada zaman kerajaan yang berbeda dengan yang berlangsung
pada masa kemerdekaan dan pada masa kini. Kesantunan juga berkaitan dengan
tempat: nilai-nilai kesantunan di kantor berbeda dengan di pasar, di terminal,
dan di rumah.
Pergaulan global dan
pertukaran informasi juga membawa pengaruh pada pergeseran budaya, khususnya
berkaitan dengan nilai-nilai kesantunan itu. Fenomena demikian menyebabkan para
remaja dan anggota masyarakat lainnya gamang dalam berbahasa. Pada akhirnya
mereka memiliki kaidah berbahasa yang mereka anggap bergengsi, tanpa mengindahkan
kaidah bahasa yang sesungguhnya.
Sejalandenganperubahanwaktudantantanganglobal,
banyak hambatan dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Misalnya,
tayangan televisi yang bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan tata
krama orang Timur. Sementara itu, sekolah juga kurang memperhatikan kesantunan
berbahasa dan lebih mengutamakan kualitas otak siswa dalam penguasaan iptek
Selain itu, kesantunan berbahasa sering pula diabaikan dalam lingkungan
keluarga. Padahal, belajar bahasa sebaiknya dilaksanakan setiap hari agar anak dapat menghayati betul bahasa yang digunakannya. Anak belajar tata santun berbahasa mulai di lingkungan keluarga.
Nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam beragama
juga merupakan salah satu kewajiban manusia yang
bentuknya berupa perkataan yang lembut dan tidak menyakiti orang lain.
Kesantunan dipadankan dengan konsep qaulan
karima yang berarti ucapan yang lemah lembut, penuh dengan pemuliaan,
penghargaan, pengagungan, dan penghormatan kepada orang lain. Berbahasa santun
juga sama maknanya dengan qaulan ma’rufa yang berarti berkata-kata yang
sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat penutur.
Oleh karena itu,
pendidikan etika berbahasa
memiliki peranan yang sangat
penting. Pemerolehan pendidikan kesantunan berbahasa sangat diperlukan sebagai
salah satu syariat dalam beragama. Dengan kesantunan, dapat tercipta
harmonisasi pergaulan dengan lingkungan sekitar.
Penanaman kesantunan berbahasa juga sangat berpengaruh positif terhadap kematangan emosi
seseorang. Semakin intens kesantunan
berbahasa itu dapat ditanamkan, kematangan emosi itu akan semakin baik.
Aktivitas berbahasa dengan emosi berkaitan erat. Kemarahan, kesenangan, kesedihan,
dan sebagainya tercermin dalam kesantunan dan ketidaksantunan itu.
Berbahasa santun
seharusnya sudah menjadi
suatu tradisi yang dimiliki
oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun.
Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak
itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar,
dan kering dari nilai-nilai
etika dan agama. Tentu saja, kondisi
itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.
Sumber: Kosasih, 2010 dalam
Suherli, dkk, 2017.
Teks seperti itulah yang
sering kali disebut sebagai ceramah. Mungkin ada pula yang mengatakannya
sebagai teks pidato. Teks seperti itu dapat kita peroleh dalam
berbagai kesempatan. Di sekolah mungkin saja
hampir setiap hari kita mendapatkannya, baik dari guru, kepala sekolah,
pembina OSIS, dan pihak-pihak lainnya. Di lingkungan masyarakat pun sering kali kita mendapatkan ceramah. Dari teks semacam
itu, kita dapat memperoleh
tambahan pengetahuan, informasi, dan wawasan.
Dengan memperhatikan contoh
tersebut, dapatlah kita
simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan ceramah
adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu
informasi, pengetahuan, dan sebagainya. Yang
menyampaikan adalah orang-orang yang menguasai di bidangnya dan yang
mendengarkan biasanya melibatkan banyak orang. Medianya bisa langsung ataupun melalui sarana komunikasi, seperti
televisi, radio, dan media lainnya.
Selain itu, ada pula yang disebut dengan pidato dan
khotbah. Untuk memahami kedua hal tersebut, cermatilah perbedaan di antara
keduanya.
1.
Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung
bersifat persuasif, yakni berisi ajakan ataupun
dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu
2.
Khotbah adalah pembicaraan di
depan umum yang berisi penyampaian
pengetahuan keagamaan atau praktik
beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat
keimanan
Kegiatan II
Menemukan Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Teks
Ceramah
Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mengenal jenis pembicaraan yang disebut dengan ceramah. Sekarang, kita akan mengenali jenis informasi ataupun pemasalahan yang mungkin kita dapatkan dari suatu ceramah.
Informasi disebut pula penerangan informasi bersifat publisitas; ditujukan untuk umum (publik). Informasi dalam media massa umumnya bersifat aktual. Demikian pula yang disampaikan melalui ceramah- ceramah yang biasanya berkaitan dengan isu-isu terhangat
Jenis-jenis informasi dapat dikategorikan sebagai
berikut.
1. Informasi berdasarkan
fungsi yaitu informasi yang bergantung pada materi dan
juga kegunaan informasi. Yang termasuk
informasi jenis ini adalah informasi yang
menambah pengetahuan, informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif),
dan informasi yang hanya menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional
(khayalan). Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya, tulisan tentang
pergantian kurikulum. Informasi edukatif, misalnya, tulisan tentang teknik
belajar yang jitu. Selanjutnya, informasi yang menyenangkan, misalnya, cerita pendek, karikatur, dan komik.
2. Informasi berdasarkan
format penyajian yaitu
informasi berdasarkan bentuk penyajian informasinya. Di media massa dikenal
berbagai bentuk penyajian yaitu dalam bentuk tulisan, foto, kartun, ataupun
karikatur. Dalam bentuk
tulisan dikenal bentuk
berita, artikel, karangan khas (feature), resensi,
kolom, dan karya fiksi.
3. Informasi berdasarkan
lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat
kejadian peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi dibagi menjadi
informasi daerah, nasional, dan mancanegara.
4. Informasi berdasarkan
bidang kehidupan yaitu
informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada. Bidang-bidang yang
biasanya dibedakan itu, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya,
dan iptek
5. Informasi berdasarkan
bidang kepentingan yaitu
dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut.
a.
Informasi yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca.
b.
Informasi yang menyangkut perubahan dan
berpengaruh pada kehidupan pembaca.
c.
Informasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca
untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
d.
Informasi tentang peluang bagi
pembaca untuk memperoleh sesuatu.
LATIHAN
Jawablah dengan benar
dan jelas!
1. Apa manfaat jika kamu mendengarkan
ceramah?
2. Apa manfaat jika kamu menyajikan
ceramah?
3. Kapan dan di
mana saja kesempatan mendengarkan ceramah itu dapat kita ikuti?
4. Bagaimana
persamaan dan perbedaan antara ceramah dengan pidato serta khotbah?
5. Informasi/pengetahuan
apa saja yang dapat kamu peroleh dari teks ceramah di atas? Jelaskan!
6. Manakah informasi yang berkaitan dengan masalah bahasa? Jelaskan!
a.
Kesantunan itu
penting untuk diperhatikan
dalam berbagai kesempatan.
b.
Setiap budaya
memiliki pola berinteraksi
yang cenderung berbeda-beda
c.
Dalam ekspresi
seseorang itu terdapat banyak
pesan yang harus kita perhatikan
d.
Terjadi salah pengertian antara
mereka sehingga sering
terjadi pertengkaran
e.
Seminar itu akan dipublikasi- kan hasilnya di media massa nasional.
7. Berdasarkan
fungsinya, termasuk jenis manakah informasi di bawah ini: edukatif (E),
persuatif (P), atau rekreatif (R).
a.
Banyak cara yang
dapat kita lakukan di dalam rangka meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
b.
Kebahagiaan itu
datangnya bukan dari orang lain, tetapi dari diri sendiri.
c.
Perjalanan ke kota
itu sungguh mengesankan manakala diiringi
rintik- rintik hujan yang menggoda.
d.
Sudah hampir
sepuluh tahun peristiwa itu berlalu, tetapi
pesan-pesannya tetap teringat sampai sekarang.
e.
Hendaknya kita tidak
melupakan kebaikan-kebaikannya meskipun
sesekali ia pernah mengecewakan kita; itu memang sudah biasa dan wajar.
Sumber: Suherli,dkk. Bahasa
Indonesia Kelas XI. Puskurbuk Kemdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar