Tampilkan postingan dengan label Materi Pembelajaran Kelas XII. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Pembelajaran Kelas XII. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 September 2020

Analisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah (Uraian Materi dan Latihan) BINDO KELAS XII

Uraian Materi dan Tugas ini bersumber dari buku Suherli dkk. Bahasa Indonesia Kelas XII Puskurbuk Kemdikbud dan dari Kosasih "Cerdas Berbahasa Indonesia kelas XII". Materi ini dishare di sini untuk membantu siswa dan guru dalam pembelajaran teks cerita sejarah.

URAIAN MATERI

Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Sejarah


Struktur teks cerita sejarah adalah sebagai berikut:

1.    Pengenalan situasi cerita (orientasi, exposition)

Pada bagian pengenalan situasi cerita, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu, tempat, maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.

 

2.    Pengungkapan peristiwa

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran- kesukaran bagi para tokohnya.

 

3.    Menuju konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

 

4.    Puncak Konflik (turning point, komplikasi)

Bagian ini disebut pula dengan klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula ditentykan perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.

 

5.    Penyelesaian (evaluasi, resolusi)

Bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib- nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir daari kondisi ataupun nasib akhir tokoh utamanya.

 

6.    Koda

Bagin ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkan pada seorang tokoh. Namun, tidak setiap novel memiliki koda, bahkan novel- novel modern lebih banyak menyerahkan simpulan akhir cerita itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak- nebak sendiri penyelesaian ceritanya.

 

Contoh analisis struktur novel sejarah “Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara”

1.   Orientasi

Duka membayang di kaki langit, duka sekali lagi membungkus mata hati.

...

Ada banyak hal yang dicatat, banyak sekali kesedihan. Kesedihan kali ini terjadi bagai pengulangan peristiwa sembilan belas tahun yang lalu, yang ditulis berdasar kisah yang dituturkan ayahnya, Samenaka, karena peristiwa itu terjadi Pancaksara masih belum bisa dibilang dewasa. Kala itu tahun 1309. Segenap rakyat berkumpul di alun- alun. Semua berdoa, apapun warna agamanya, apakah Siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua arah perhatian ditujukan dalam satu pandang, ke Purawaktra yang tidak dijaga terlalu ketat. Segenap perajurit bersikap sangat ramah kepada siapapun karena memang demikian sikap keseharian mereka. Lebih dari itu, segenap prajurit merasakan gejolak yang sama, oleh duka mendalam atas gering yang diderita Kertarajasa Jayawardhana (h.3-4)

 

2.  Pengungkapan Peristiwa

Dan ketika Bende Kiai Samudra dipukul bertalu, tangis serentak membuncah. Ayunan pada bende yanh getar suaranya mampu menggapai sudut- sudut kota merupakan isyarat yang sangat dipahami. Gelegar bende dengan nada satu demi satu.

 

Namun, berjarak sedikit lebih lama dari isyarat kebakaran merupakan pertanda Sang Prabu mangkat. Semua orang yang mendengar isyarat itu merasa denyut jantungnya berhenti berdetak.

 

Di bilik pribadinya, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana yang ketika muda sangat dikenal dengan sebutan Raden Wijaya membeku. Empat dari lima istrinya meledakkan tangis (h.4)

 

3.  Menuju Konflik

Yang mencuri perhatian kali ini bukan hanya soal desas- desus itu, Sepeninggal Kalegemet Sri Jayanegara dengan segera muncul pertanyaan, siapa yang akan naik takhta menggantikannya.

 

Dua pewaris yang masing- masing berwajah cantik itu memang bersih, tetapi apa yang terlihat tidak sesederhana yang tampak. Pancaksara bahkan melihat persaingan amat tajam bakal terjadi, terutama riuhnya barisan orang- orang di belakang Kudamerta dan barisan orang- orang.

 

4.  Puncak Konflik

“Siapa yang terbunuh di Bale Gringsing?”

“Lurah Prajurit Ajar Langse,” jawab Bhayangkara Macan Liwung. Gajah Mada menarik napas lega setelah mengetahui bukan Gajah Enggon yang terbunuh di Bale Grinsing. Akan tetapi, bahwa pemunuhan itu terjadi di tempat itu membuat Gajah Mada penasaran. Apalagi yang terbuh adalah Ajar Langse yang belum lama berpapasan dengannya.

 

5.  Resolusi

Balai prajurit ramai sekali. Berita mengenai ditangkapnya pemimpin orang- orang yang berniat melakukan makar dengan cepat menyebar. Ketika melintas Pasar Daksina prajurit Bhayangkara yang membawa pulang pemimpin pemberintak yang tertangkap di Karang Watu, maka dengan segera berita itu menyebar ke penjuru kota. Lebih- lebih ketika hari merambat siang, tawanan dalam jumlah lebih banyak diangkaut dengan kereta kuda menuju kotaraja di bawah pengawalan gabungan pasukan Jalapati dan Sapu Bayu.

 

6.  Koda

Dyah menur berbalik dengan memejamkan kata. Dyar Menur Hardiningsih yang menggendong anaknya dan Pradhabasu yang juga menggendeng anaknya, berjalan makin menjauh dan makin jauh ke arah surya di langit barat. Dan sang waktu sebagaimana kodratnya akan mengantarkan ke mana pun mereka melangkah. Sang waktu pula yang menggilas semua peristiwa menjadi masa lalu.

 

 

 

URAIAN MATERI

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah


Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah

Kaidah atau ciri kebahasaan teks sejarah di antaranya sebagai berikut!

1.    Menggunakan kata yang bermakna tindakan atau perbuatan. Kata- kata tersebut menggambarkan rangkaian peristiwa yang dilakukan pelaku sejarahnya. Contoh: berlatih, berlabuh, meluaskan, dipanggil, dirah.

2.    Banyak menggunakan keterangan tempat dan waktu. Contoh: Kerajaan yang bercorak Islam pertama di Sulawesi berdiri di daerah  Makassar. Ada dua kerjaan di sana: kerjaan Gowa dan kerajaan Tallo. Pada abad ke-17, raja kerajaan tersebut memeluk agama Islam.

3.    Banyak menggunakan konjungsi temporal. Contoh: kemudian, lalu, setelah itu

4.    Banyak menggunakan konjungsi kausalitas (sebab akibat). Contoh: karena, sebab, oleh karena itu, oleh sebab itu.

 

LATIHAN

Latihan Mengidentifikasi Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Petunjuk Siswa:

Bacalah peggalan novel “Mangir” karya Pramoedya Ananta Toer ini kemudian:

1. Analisislah struktur novel tersebut (tentukan bagian mana yang merupakan orientasi, pengungkapan peristiwa, menuju konlik, puncak konflik, resolusi, dan koda)!

2. Temukanlah kalimat yang di dalamnya terdapat:

    a. Kata yang bermakna tindakan,

    b. Keterangan waktu dan tempat,

    c. kojungsi temporal,

    d. konjungsi kausalitas.

Mangir

Karya: Pramoedya Ananta Toer

            Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit bersamaan dengan tenggelamnya matahari. Dengan cepat, ia naik dari kaki langit, mengunjungi segala dan semua tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan, dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan- akan manusia tak lagi membutuhkan ketenteraman lagi.

 

Abad Keenam Belas Masehi

            Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombak- ombak besar gerulung- gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran seperti serakan utiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak- ombak makin menggila.

            Sebuah kapan peronda pantai meluncur dengan kecepatan tiggi dalam cuaca angin damai itu. Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul- tenggelam di antara ombak- ombak purnama yang menggila. Layar kemudi haluan menggelembung membikin lunas menerjang serong gunung- gunung air itu- serong ke barat laut. Barisa dayung pada diding kapal berkayuh berirama seperti kaki- kaki pada ular naga. Layarnya yang terbuat dari pilinan kapas dan benang sutra, mengilat seperti emas, kuning dan menyilaukan.

            Sang Patih berhenti di tengah- tengah pendopo, dekat pada damarsewu, menegur, “Dingin- dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu yang keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda.” Dan Patragading berjalan mendekat dengan lutuutnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih. “ Ampuni patik, membangunkan paduka pada malam buta begini Kabar duka , Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga- duga, menyalahi aturan perang.”

            “Allah Dewa Batara!” sahut Sang Patih. “Itu bukan aturan raja- raja! Itu aturan brandarl!”

“Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka.”

             “Bagaimana Bupati Jepara?”

            “Tewas enggan menyerah Paduka,” Patragading mengangkat sembah. “Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang.”

            “Begitulah kata warta,” [ada meneruskan dengan hati- hati matanya tertuju pada Boris. “Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya pengumumannya.”

            “Disambar petirlah dia!” Boris meraung, seakan batu- batu itu bagian dari dirinya sendiri. “Dia hendak cekik semua pernahat dan semua dewa di kahyangan. Dikutuk dia oleh Batara Kala!” Tiba- tiba suaranya turun mengiba-iba: “Apa lagi artinya pengabdian? Aku pergi! Jangan dicari. Tak perlu dicari!” Meraung.

            Ia lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan. Diangkatnya tangga dan dengan melangkahi pagar papan kau. Dari balik pagar orang berseru- seru, “Lar dari asrama! Lari!”

            Mula- mula pertikaian berkisar pada kelakukan Trenggono yang begitu sampai hati membunuh abangnya sendiri, kemudian diperkuat oleh sikapnya yang plos terhadap peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan tak juga menyataka sikap menentang usaha Portugis yang sudah mulai melakukan perdagangan ke Jawa? Sikap itu semakin ditunggu semakin tak datang. Para musafir yang sudah tak dapat menahan hati lagi telah bermusyawarah dan membantuk utusan untuk menghadap Sultan. Mereka ditolak dengan alasan: apa yang terjadi di Pajajaran tak punya sangkut paut dengan Demak dan musafir.

            Jawaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, merka menganggap, sudah tak ada perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena keagungannya memang sudah tak ada lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau bukan untuk mengusir Portugis dan dengan demikia terjamin dan melindungi Demak sebagai negeri Islam pertama- tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung terhadap Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan dengan islam.

...

            Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir: antara anak dan ibu takkan ada perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul: Adakah Sultan akan mengambil tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah melakukannnya terhadap abang kandungnya.

            Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin teradap keselamatan wanitu tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu tindakan terhadap ibunya. Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya. Hampir setiap hari orang dapat melihat ia berada di tengah- tengah pasukan kuda kebaggannya, baik dalam latihan, sodor, maupun ketangkasan berpacu samba memainkan pedang menghajar boneka digantungkan pada sepotong kayu.. Ia sendiri ikut dalam latihan- latihan ini.

            Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka, “Tak ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!” Dan para perwira pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di atas kuda masing- masing.

            “Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa. Bila debunya jatuh kembali ke bumi, ingat- ingat para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapak- tapaknya di Blambangan dan Pajajaran akan musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian.” Seluruh Tuban kembali dalam ketengan dan kedamaian kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan gajah, Nama barunya Wirabumi. Panggilan yang lengkap : Gusti Patih Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih, ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah menjatuhkan titah: kapal- kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di Malaka ataupaun Pasai.

           

SUMBER

Suherli, 2018. Bahasa Indonesia Kelas XII. Puskurbuk Kemdikbud.

Kosasih. 2019. Cerdas Berbahasa Indonesia Kelas XII. Erlangga 

dengan pebambahan seperlunya.


Sabtu, 29 Agustus 2020

TUGAS MENDATA INFORMASI DAN MENENTUKAN HAL MENARIK DALAM NOVEL SEJARAH


Bacalah kutipan teks novel sejarah “Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara” berikut ini untuk menjawab soal nomor 1—5!

Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara

                ...

                Cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu- satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai Sang Ardhanareswari, yang berarti wanita utama yang menurunkan raja- raja besar di tanah Jawa ini. Maklum, sebagai Ardhanareswari, Ken Dedes adalah titisan dari Padnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. Apa benar kabut tebal itu turun karena para bidadari turun dari langit? Gajah Mada tidak bisa menyembunyikan senyumnya dari kenangan kakek tua, yang menuturkan cerita itu dan mengaku memergoki para bidadari itu, lalu mengambil salah seorang di antara mereka menjadi istrinya. Gajah Mada ingat, anak kakek tua itu perempuan semua dan jelek semua, sama sekali tidak ada pertanda titisan bidadari.

                “Mirip cerita Jaka Tarub saja,” gumam Gajah Mada sekali lagi untuk diri sendiri. “Lagi pula , setahuku tidak pernah ada pelangi di malam hari. Pelangi itu munculnya selalu siang dan ketika sedang turun hujan lagi.”

Labih jauh soal kabut tebal pula, konon ketika Calon Arang, si perempuan penyihir dari Ghirah marah dan menebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya di wilayah tertentu. Namun, meraya di seluruh negara, menyebabkan Prabu Airlangga dan Patih Narottama kebingungan dan terpaksa minta bantuan kepada Empu Barada untuk meredam sepak terjang wanita menakutkan itu. Empu Barada benar- benar sakti. Empu itu menebas pelepah daun keluwih yang melayang terbang ketika dibacakan japa mantra. Beralaskan pelepah dauh itulah, Empu Barada terbang membumbung ke langit dan memperhatikan seberapa luas kabut pembawa tenung dan penyakit. Empu Barada melihat, ampak ampak pedhut itu memang sangat luas dan menelan luas segara dari ujung ke ujung. Untunglah cahaya Hyang Bagaskara yang datang di pagi harinya mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejaknya sedikit pun.

                “Hanya sebuah dongeng,” gumam gajah Mada untuk diri sendiri. Kabut tebal itu memang mengurangi jarak pandang dan mengganggu siapa pun untuk mengetahui keadaan di sekitarnya. Ketika sebelumnya siapa pun tak sempat memikirkan, itulah saatnya saiapa pun mendadak merasakan bagaimana menjadi orang buta yang tidak bisa melihat apa- apa. Pada wilayah yang kabutnya benar- benar tebal, untuk mengenali benda- benda di sekitarnya harus dengan meraba- raba.

                Akan tetapi tudak demikian dengan anjing yang menggonggong sahut- sahutan ramai sekali. Apa yang dilakukan anjing itu, laporannya akhirnya sampai ke telinga Gajah Mada. Gajah Enggon yang meminta izin untuk bertemu segera melepas warastra, sanderan dengan ciri- ciri khusus yang dibalas Gajah Mada dengan anak panah yang sama melalui isyarat pula. Dari jawaban anak panah itu, Gajah Enggon dan Gagak Bongol mengetahui di mana Gajah Mada berada. Gagak Bongol dan Enggon segera melaporkan temuannya.

                “Ditemukan mayat lagi, Kakang Gajah,” Gajah Enggon melaporkan. Gajah Mada memandangi wajah samar- samar di depannya. “Mayat siapa?”

                “Prajurit bernama Klabang Gendis mati dengan anak panah menancap tepat di tenggorokannya. Tak ada jejak perkelahian apa pun, sasaran menjadi korban tanpa menyadari bidikan anak panah tertuju kepadanya.”

Gajah Mada merasa tak nyaman memperoleh laporan itu. Orang yang mampu melepas anak panah dengan sasaran sulit pastilah orang yang sangat menguasai sifat gendewa dan anak panahnya. Orang yang mampu melakukan hal khusus semacam itu amat terbatas dan umumnya ada di barisan pasukan hayangkara. Adakah prajurit Bhayangkara yang terlibat?

“Dan kami temukan mayat kedua,” Gagak Bongol menambahkan.

“Pelaku pembunuhan banak panah itu mati dipatuk ular. Mayatnya dicabik- cabik beberapa ekor anjing. Pembunuhan yang terbunuh ini, menyisakan jejak rasa kecewa di hati kita, Kakang. Aku tahu, Kakang Gajah pasti kecewa mengetahui siapa dia?”

Gajah Mada menengadah mamandang langit. Namun, tak ada apa pun yang tampak kecuali warna pedhut yang makin menghitam legam.

“Bhayangkara?”

“Ya,” jawab gagak Bongol. “Siapa?” lanjut Gajah Mada.

Gagak Bongol dan Senopati Gajah Enggon tidak segera menjawab dan memberikan kesempatan kepada patih Daha Gajah Mada untuk menemukan sendiri jawabannya. Namun, pembunuhan yang mati dipatuk ular itu tentu berada di barisan yang tersisa dari nama- nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpinnya. Nama- nama itu adalah Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumpang, Jabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Gajah Enggon, Macan Liwung, dan gagak Bongol. Panji Saprang yang berkhianat dan menjadi kaki tangan Rakrian Kuti mati dibunuh Gajah Mada di terowongan bawah tanah ketika pontang- panting menyelamatkan Sri Jayanegara. Bhayangkara Risang Panjer Lawang gugur di Mojoagung, dibunuh dengan cara licik oleh pengkhianat kaki tangan Ra Kuti. Selanjutnya, Mahisa Kingkin terbunuh oleh Gagak Bongol sebagai korban fitnah di Hangawiyat. Terakhir, Singa Parepen atau Bango Lumayang yang berkhianat mati dibunuh oleh Bedander ketika kamanungsan sebagai pengkhianat.

...

                Setelah membaca kutipan novel sejarah “Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara” tersebut, jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut!

1.    Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah di atas dibuat?

2.    Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?

3.    Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?

4.    Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?

5.    Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah?

6.    Jelaskan persamaan novel sejarah dengan teks sejarah?

7.    Jelaskan perbedaan noel sejarah dengan teks sejarah?


Sumber: Maman Suryaman, dkk, Bahasa Indonesia XII, Puskurbuk Balitbang Kemdikbud

Mendata Informasi dan Menemukan Hal Menarik dalam Teks Cerita Sejarah (Materi Bindo Kelas XII)

 

           Pendahuluan

Kata kunci: teks cerita sejarah/ novel sejarah

Cerita sejarah ini bukanlah pelajaran teks sejarah seperti sejarah Indonesia atau sejarah kebudayaan Islam. Cerita sejarah yang dimaksudkan dalam pelajaran ini adalah novel yang mengangkat peristiwa atau tokoh sejarah dalam dunia nyata menjadi cerita fiksi (dalam novel). Bahan baku cerita ini adalah tokoh dan peristiwa sejarah kemudian oleh pengarang diangkat menjadi cerita novel dibumbui fantasi, khayalan biar menarik. Ini berarti dalam novel ini, ada fakta sejarah dan fiksinya.  Dikatakan fakta sejarah karena tokoh atau peristiwa yang diangkatnya memang benar- benar pernah ada. Dikatakan fiksi karena dalam novel ini diberi fantasi, khayalan oleh pengarang agar ceritanya menarik.

Novel sejarah merupakan sebuah genre yang penting dan sering ditulis di negara- negara Barat. Negara- negara tersebut menanamkan pentingnya sejarah dalam pendidikan. Novel sejarah membantu memperkenalkan dan mengakrabkan suatu masyarakat pada masa lalu bangsanya. Dengan demikian, pendidikan dalam novel dapat menanamkan akar pada bangsanya.

Seorang sastrawan yang sering kali menggunakan kata- kata sejarah sebagai latar belakang untuk mengisahkan tokoh- tokoh fiksinya bermksud untuk mengisahkan kembali seorang tokoh sejarah dalam berbagai dimensi kehidupannya, seperti emosi pribadi tokoh, tragedi yang menimpanya, kehidupan pribadi dan masyarakat, serta pandangan politiknya. Misalnya nove Roro Mendut versi Mangunwijaya dan versi Ajip Rosidil Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Segala Bangsa, dan Rumah Kaca karya Pramodedya Ananta Toer; Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. yang mengisahkan kehidupan Soekarno ketika menjalin kehidupan rumah tangga dengan Inggit Ganarsih; novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil karya Remy Silado. Contoh lain novel The da Vinci Code karya Dan Brown.

Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal- musal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptof. Novel sejarah termasuk dalam teks naratif jika disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu. Namun, jika novel sejarah disajikan secara simbolis verbal, novel tergolong ke dalam teks deskriptif.

 

Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Cerita Sejarah

Pernahkan kamu membaca novel berlatar belakang sejarah? Misalnya, novel Arus Balik dan Mangir karya Pramoedya Ananta Toeratau novel- novel sejarah lain yang berlatar belakang sejarah Kerjaan Majapahit berjudul Kemelut Majapahit karya SH. Mintarja.

Membaca novel (termasuk novel sejarah) dapat dilakukan dengan cepat. Perlu diusahakan agar membaca novel selesai dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, satu jam selesai sebagai tahap pengenalan dengan membaca cepat. Perlu ditumbuhkan kesadaran terhadap diri sediri bahwa membaca pada mulanya berat, tetapi jika sudah terbiasa akan menjadi ringan. Orang- orang yang sudah terbuasa membaca akan dengan mudah membaca novel dengan cepat.

Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Supaya tidak terjadi kesalahpahaman atas frasa “novel ulang”, berikut ini penjelasan tentang jenis- jenis novel ulang. Berdasarkan jenisnya, novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni rekon pribadi, rekon faktual, dan rekon imajinatif.

1.    Rekon pribadi adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara langsung.

2.  Rekon faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain- lain.

3.  Rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan diceritakan secara lebih rinci.

Berdasarkan penjelasan di atas, novel sejarah tergolong ke dalam rekon imajinatif. Artinya, novel tersebut didasarkan atas fakta- fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain yang tidak tidak muncul  dalam fakta sejarah. Misalnya, kegemaran, emosi. dan keluarga.

Dalam menikmati novel sejarah, mula- mula kamu membacanya secara cepat. Dalam hal ini kamu dapat mengamati bagian tokoh sejarah yang dikisahkan, karakter yang digambarkan, dan kejadiannya, misalnya, setelah membaca novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H terbitan Sinar Harapan tahun 1981, kamu mampu mengenali bahwa novel ini sangat dekat dengan sejarah. Data- data faktual, seperti tempat kejadian dan tokohnya, benar adanya.

Ramadhan K.H. kemudian merekonstruksinya menjadi novel. Novel ini mengisahkan cerita romantis Ibu Inggit dengan Soekarno (Bapak Proklamator Indonesia). Imajinasi pengarang muncul saat ingin memberikan makna tentang peran Ibu Inggit dalam pembentukan seorang pribadi yang kelak akan menjadi presiden pertama negeri ini. Ibu Inggit-lah yang mengayomi, memelihara, dan mengantar Soekarno ke dalam kedudukannya sebagai tokoh nasional. Peran ini bukanlah sebagai “kawan politik”, tetapi sebagai dua sosok yang saling memahami.

Inggit Grnasih yang usinya 12 tahun lebih tua dari Soekarno berperan sebagai istri, kawan, dan ibu yang menginginkan setiap suami, sabahat, dan anak sukses dalam kehidupannya. Peran ini dapat dijalankan secara simpatik oleh Inggit. Soekarno di dalam asuhan kejiwaan ibu Inggit dapat diantarkan ke pintu gerbang pucuk pimpinan nasional. Secara simbolis mengandung makna bahwa Ibu Inggit benar- benar mendampingin suaminya selama masaterberatnya dalam perjuangan. Seokarno dibentuk oleh Ibu Inggit menjelma menjadi pimpinan bangsa. Inilah yang diimajinasikan oleh pengarang, yang secara historis, simbolisasi ini tidak muncul dalam buku- buku sejarah tentang Soekarno dan tentang Inggit Garnasih: bahwa ibu Inggit memagang peranan besar dalam riwayat pembentukan negeri ini. Hanya perannya tidak muncul ke publik karena lebih banyak di belakang layar, “Bagai seorang ibu yang hanya memberi, tetapi tidak pernah meminya.” Ibu Inggit adalah Ibu Indonesia dalam menjelmakan seseorang menjadi pemipin besar.

Plot penceritaan novel sangat bergantung pada tokoh Soekarno selama perjuangannya untuk menjadi tokoh politik penting Indonesia. Tokoh Inggit digunakan hanay untuk mengisahkan kejadian di sekitar Soekarno dan mengungkapkan perasaan dan pikiran seorang istri pejuang nasional yang kurang dikenal secara publik.

 

Mendata Informasi dalam Teks Cerita Sejarah

Kegiatan mendata informasi penting dalam novel sejarah tentu akan berbeda dengan mendata informasi penting dalam teks sejarah. Informasi penting dalam novel sejarah lebih mengarang kepada fakta sejarah yang dijadikan latar penceritaan serta imajinasi penulis atas fakta tersebut. Seperti dipaparkan pada pengantar sebelumnya, novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. mengandung fakta sejarah tentang masa perjuangan awal Soekarno dan kehidupan rumah tangganya dengan Inggit Garnasih . Di samping tokoh, fakta sejarah yang digunakan adalah latar tempat, seperti Sukamiskin (sebuah nama kecamatan di Kota Bandung dan juga menjadi nama Lapas), Banceuy sebuah nama kelurahan di Bandung dekat alun- alun Kota Bandung serta Kota Bandung itu sendiri, Surabaya saat Soekarno melakukan perjalanan dengan kereta api,, Endeh dengan membentuk rombongan sandiwara kisah perjalanan dari Bengkulu ke Padang.

Pusat penceriraan novel sejarah Kuantar ke Gerbang terletak pada tokoh Soekarno. Namun, bukan tentang Soekarno itu sendiri, melainkan kisah kejadian di sekitarnya. Imajinasi pengarang ini secara leluasa banyak mengungkapkan perasaan dan pikiran tokoh Inggit Garnasih. Menurut Sumardjo (1991:57), imajinasi pengarang terhadap tokoh Inggit Garnasih dengan jasa- jasanya sering berubah mennjadi semacam gugatan meskipun ini tak banyak dan hadir secara tersamar (implisit, pen.). Kesan Jacob Sumardjo sangat beralasan karena dalam buku- buku sejarah tentang Soekarno, Inggit Garnasih sangat jarang dikupas. Padahal, jasa- jasanya sangat besar dalam mengantarkan Soekarno ke panggung politik nasional dan menjadi Bapak Bangsa. Penulis mengharapkan agar Inggit Garnasih semakin banyak dikupas dalam sejarah Indonesia.


Menemukan Hal Menarik dalam Novel Sejarah

Ketiga mendengarkan pembacaan kutipan novel, tentulah terdapat bagian- bagian yang menarik. Kemenarikan itu dapat berupa waktu, tempat, tokoh yang mungkin bagi sebagian orang tidak asing.

Untuk mengukur kemampuan mendengarkan, jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut:

1.    Kapan latar waktu certa dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?

2.    Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?

3.    Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?

4.    Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan?

5.    Di agian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergollong ke dalam novel sejarah?

 

Sumber: Maman Suryaman, dkk. Buku Bahasa Indonesia XII. Puskurbuk Balitbang Kemdikbud



Rabu, 05 Agustus 2020

contoh surat lamaran pekerjaan yang ditulis berdasarkan INISIATIF SENDIRI, INFORMASI DARI ORANG LAIN, DAN BERDASARKAN IKLAN LOWONGAN KERJA

Surat lamaran pekerjaan dapat dapat ditulis berdasarkan inisiatif sendiri, informasi dari orang lain, dan berdasarkan iklan lowongan kerja.


CATATAN UNTUK SISWA, PERHATIKAN PENGGUNAAN HURUF KEPITAL (HURUF BESAR) DAN NONKAPITAL (HURUF KECIL). PERHATIKAN PULA TANDA BACANYA (TITIK, KOMA, TITIK DUA)

Contoh ke-1, contoh surat lamaran kerja yang ditulis berdasarkan inisitif sendiri
Surabaya, 7 Agustus 2020

Lampiran              :7 lembar
Perihal                   : lamaran kerja

Yth. Pemimpin KSP Mitra Usaha Boajonegoro
d.a. Pertokoan Gajah Mada Indah Blok E-1
Bojonegoro


Dengan hormat,
yang bertanda tangan di bawah ini saya,
nama                               : Amin Mustofa
jenis kelamin                  : laki- laki
tempat, tanggal lahir       : Bojonegoro, 23 Agustus 2001
pendidikan terakhir         SMKN Baureno, Bojonegoro, lulus tahun 2019,
                                         Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
alamat rumah                   : Jalan Semolo 17 Surabaya
                                          HP. 085645678910

Dengan ini mengajukan lamaran kerja sebagai staf administrasi di koperasi yang Bapak/ Ibu pimpin.
Sebagai pertimbangan Bapak, bersama ini saya lampirkan:
1.  foto ukuran 4X 6 dua lembar,
2.  foto kopi KTP,
3.   foto kopi transkrip nilai,
4.   daftar riwayat hidup,
5.   foto kopi sertifikat kursus administrasi perkantoran.

Besar harapan saya pada Bapak/ Ibu agar memberi kesempatan pada saya untuk wawancara, menjelaskan lebih dalam mengenai diri saya. Seperti yang tertulis dalam daftar riwayat hidup, saya mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, berpengalaman dalam berbagai organisasi, dan pekerja keras.

Demikian lamaran saya. Atas perhatian Bapak, saya sampaikan terima kasih.
                                            

                                                                                                                   Hormat Saya,
                                                                                              


                                                                                               AMIN MUSTOFA

  

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh ke-2, contoh surat lamaran kerja yang ditulis berdasarkan informasi dari orang lain
Bojonegoro, 7 Agustus  2020

Lampiran              :7 lembar
Perihal                   : lamaran kerja


Yth. Personalia PT Kasogi Internasional
d.a. Jalan Raya Pakal 151
Surabaya

  
Dengan hormat,
Bapak Bambang Satrio, pengawas produksi di PT Kasogi Internasional Surabaya menginformasikan kepada saya tentang adanya lowongan kerja di perusahaan Bapak sebagai karyawan bagian produksi. Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini saya mengajukan lamaran kerja untuk mengisi lowongan tersebut.

Mengenai diri saya, dengan ini saya jelaskan sebagai berikut:
nama                                   : Amin Mustofa
jenis kelamin                      : laki- laki
tempat, tanggal lahir           : Bojonegoro 23 Agustus 2001
pendidikan terakhir             : SMKN Baureno, Bojonegoro,
                                               Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan,
                                               Lulus tahun 2019                                    
alamat rumah                        : jalan Semolo Waru 13 Surabaya
                                                HP. 085645678910

Sebagai pertimbangan Bapak, bersama ini saya lampirkan:
1. pas foto  ukuran 4X 6 dua lembar,
2.  foto kopi KTP,
3.   foto kopi transkrip nilai,
4.   daftar riwayat hidup,
5.   foto kopi sertifikat administrasi perkantoran.

Besar harapan saya pada Bapak/ Ibu agar memberi kesempatan pada saya untuk wawancara, menjelaskan lebih dalam mengenai diri saya. Seperti yang tertulis dalam daftar riwayat hidup, saya mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, berpengalaman dalam berbagai organisasi, dan pekerja keras.


Demikian lamaran saya. Atas perhatian Bapak, saya sampaikan terima kasih.



Hormat Saya,



AMIN MUSTOFA




Contoh ke-3, contoh surat lamaran kerja yang ditulis berdasarkan informasi iklan lowongan kerja

Bojonegoro, 7 Agustus 2020
Lampiran              :7 lembar
Perihal                    : lamaran kerja

Yth. Personalia PT Kasogi Internasional
d.a. Jalan Raya Pakal 151
Surabaya

Dengan hormat,
Berdasarkan iklan lowongan kerja di harian Jawa Pos edisi 5 Agustus 2009, perusahaan Bapak/ Ibu membutuhkan karyawan bagian kasir. Sehubungan dengan iklan lowongan kerja tersebut, dengan ini saya mengajukan lamaran kerja untuk mengisi lowongan tersebut.
Berikut ini data singkat saya:
nama                                    : Amin Mustofa
jenis kelamin                       : laki- laki
tempat, tanggal lahir            : Bojonegoro 23 Agustus 2001
pendidikan terakhir             : SMKN Baureno, Bojonegoro,
                                              Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan,
                                              lulus Tahun 2019
alamat rumah                      : RT V RW I Siderojo, Pakal, Surabaya
                                               HP. 085645678910

Sebagai pertimbangan Bapak, bersama ini saya lampirkan:
1. pas foto ukuran 4X 6 dua lembar,
2.  foto kopi KTP,
3.  foto kopi transkrip nilai,
4.  daftar riwayat hidup,
5.  foto kopi sertifikat kursus administrasi perkantoran.

Besar harapan saya pada Bapak/ Ibu agar memberi kesempatan pada saya untuk wawancara, menjelaskan lebih dalam mengenai diri saya. Seperti yang tertulis dalam daftar riwayat hidup, saya mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, berpengalaman dalam berbagai organisasi, dan pekerja keras.

Demikian lamaran saya. Atas perhatian Bapak, saya sampaikan terima kasih.




Hormat Saya,



AMIN MUSTOFA

   


Contoh daftar riwayat hidup (CV).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.      Data Pribadi
1.       Nama                                           : Handoko
2.       Jenis Kelamin                              : laki- laki
3.       Tempat, tanggal lahir                   : Bojonegoro, 2 September 1983
4.       Agama                                          : Islam
5.       Kewarganegaraan                        : Indonesia
6.       Status Perkawinan                       : Belum Kawin
7.       Tinggi dan Berat Badan               : 170 cm, 70 Kg
8.       Alamat Rumah                             : Jalan Semolo Waru 13 Surabaya, HP 0856456789
9.       E-mail                                           : cahkeren@yahoo.com

B.       Pendidikan
1.    Pendidikan Formal
Jenjang Pendidikan
Tahun Lulus
Keterangan
SDN 1 Sidotopo, Surabaya
1995

MTsN 3 Sidotopo
1998

MAN 1 Surabaya
2001
Program Studi IPS

2.          Pendidikan Informal
a.        Kursus computer Ms office di SMI Bojonegoro tahun 2000- 200
b.       Kursus xxxx

C.       Kemampuan
1.       Kemampuan akuntansi dan administrasi.
2.       Sistem perpajakan
3.       Mampu XXXX

D.       Pengalaman Berorganisasi
1.     Ketua XXX
2.     Sekretaris xxx

E.        Pengalaman Kerja
Bekerja di KSP Arta Pundi Kencana
Waktu                     : Agustus 2001- Mei 2003
Status                      : Pegawai Tetap
Posisi                      : Staf akuntansi dan perpajakan
Uraian singkat pekerjaan:
1.       Mengontrol persediaan dan pembelian peralatan kantor
2.       Menghitung pajak perusahaan
3.       Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok
4.       Xxx
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di dalamnya terdapat keterangan yang tidak benar, saya bersedia mempertanggungjawabkannya secara hokum.


                                                                                  Bojonegoro, 11 November 2009
                                                                                                    Hormat Saya,



                                                                                                    HANDOKO