Pendahuluan
Kata
kunci: teks cerita sejarah/ novel sejarah
Cerita sejarah ini bukanlah pelajaran teks
sejarah seperti sejarah Indonesia atau sejarah kebudayaan Islam. Cerita sejarah
yang dimaksudkan dalam pelajaran ini adalah novel yang mengangkat peristiwa
atau tokoh sejarah dalam dunia nyata menjadi cerita fiksi (dalam novel). Bahan
baku cerita ini adalah tokoh dan peristiwa sejarah kemudian oleh pengarang
diangkat menjadi cerita novel dibumbui fantasi, khayalan biar menarik. Ini
berarti dalam novel ini, ada fakta sejarah dan fiksinya. Dikatakan fakta sejarah karena tokoh atau
peristiwa yang diangkatnya memang benar- benar pernah ada. Dikatakan fiksi
karena dalam novel ini diberi fantasi, khayalan oleh pengarang agar ceritanya
menarik.
Novel sejarah merupakan sebuah genre
yang penting dan sering ditulis di negara- negara Barat. Negara- negara
tersebut menanamkan pentingnya sejarah dalam pendidikan. Novel sejarah membantu
memperkenalkan dan mengakrabkan suatu masyarakat pada masa lalu bangsanya.
Dengan demikian, pendidikan dalam novel dapat menanamkan akar pada bangsanya.
Seorang sastrawan yang sering kali
menggunakan kata- kata sejarah sebagai latar belakang untuk mengisahkan tokoh-
tokoh fiksinya bermksud untuk mengisahkan kembali seorang tokoh sejarah dalam
berbagai dimensi kehidupannya, seperti emosi pribadi tokoh, tragedi yang
menimpanya, kehidupan pribadi dan masyarakat, serta pandangan politiknya.
Misalnya nove Roro Mendut versi
Mangunwijaya dan versi Ajip Rosidil Bumi
Manusia, Jejak Langkah, Anak Segala Bangsa, dan Rumah Kaca karya Pramodedya
Ananta Toer; Kuantar ke Gerbang karya
Ramadhan K.H. yang mengisahkan kehidupan Soekarno ketika menjalin kehidupan
rumah tangga dengan Inggit Ganarsih; novel Pangeran
Diponegoro: Menggagas Ratu Adil karya Remy Silado. Contoh lain novel The da Vinci Code karya Dan Brown.
Novel sejarah adalah novel yang di
dalamnya menjelaskan dan menceritakan fakta kejadian masa lalu yang menjadi
asal- musal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan,
bisa bersifat naratif atau deskriptof. Novel sejarah termasuk dalam teks
naratif jika disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu.
Namun, jika novel sejarah disajikan secara simbolis verbal, novel tergolong ke
dalam teks deskriptif.
Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Cerita Sejarah
Pernahkan kamu membaca novel berlatar
belakang sejarah? Misalnya, novel Arus
Balik dan Mangir karya Pramoedya
Ananta Toeratau novel- novel sejarah lain yang berlatar belakang sejarah Kerjaan Majapahit berjudul Kemelut Majapahit karya SH. Mintarja.
Membaca novel (termasuk novel sejarah)
dapat dilakukan dengan cepat. Perlu diusahakan agar membaca novel selesai dalam
kurun waktu tertentu. Misalnya, satu jam selesai sebagai tahap pengenalan
dengan membaca cepat. Perlu ditumbuhkan kesadaran terhadap diri sediri bahwa
membaca pada mulanya berat, tetapi jika sudah terbiasa akan menjadi ringan.
Orang- orang yang sudah terbuasa membaca akan dengan mudah membaca novel dengan
cepat.
Novel sejarah dapat dikategorikan
sebagai novel ulang (rekon). Supaya tidak terjadi kesalahpahaman atas frasa “novel
ulang”, berikut ini penjelasan tentang jenis- jenis novel ulang. Berdasarkan
jenisnya, novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni rekon pribadi, rekon
faktual, dan rekon imajinatif.
1.
Rekon
pribadi adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara
langsung.
2. Rekon
faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti
eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain- lain.
3. Rekon
imajinatif adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan
diceritakan secara lebih rinci.
Berdasarkan
penjelasan di atas, novel sejarah tergolong ke dalam rekon imajinatif. Artinya,
novel tersebut didasarkan atas fakta- fakta sejarah yang kemudian dikisahkan
kembali dengan sudut pandang lain yang tidak tidak muncul dalam fakta sejarah. Misalnya, kegemaran,
emosi. dan keluarga.
Dalam menikmati
novel sejarah, mula- mula kamu membacanya secara cepat. Dalam hal ini kamu
dapat mengamati bagian tokoh sejarah yang dikisahkan, karakter yang
digambarkan, dan kejadiannya, misalnya, setelah membaca novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H
terbitan Sinar Harapan tahun 1981, kamu mampu mengenali bahwa novel ini sangat
dekat dengan sejarah. Data- data faktual, seperti tempat kejadian dan tokohnya,
benar adanya.
Ramadhan K.H.
kemudian merekonstruksinya menjadi novel. Novel ini mengisahkan cerita romantis
Ibu Inggit dengan Soekarno (Bapak Proklamator Indonesia). Imajinasi pengarang
muncul saat ingin memberikan makna tentang peran Ibu Inggit dalam pembentukan
seorang pribadi yang kelak akan menjadi presiden pertama negeri ini. Ibu
Inggit-lah yang mengayomi, memelihara, dan mengantar Soekarno ke dalam
kedudukannya sebagai tokoh nasional. Peran ini bukanlah sebagai “kawan politik”,
tetapi sebagai dua sosok yang saling memahami.
Inggit Grnasih
yang usinya 12 tahun lebih tua dari Soekarno berperan sebagai istri, kawan, dan
ibu yang menginginkan setiap suami, sabahat, dan anak sukses dalam
kehidupannya. Peran ini dapat dijalankan secara simpatik oleh Inggit. Soekarno
di dalam asuhan kejiwaan ibu Inggit dapat diantarkan ke pintu gerbang pucuk
pimpinan nasional. Secara simbolis mengandung makna bahwa Ibu Inggit benar-
benar mendampingin suaminya selama masaterberatnya dalam perjuangan. Seokarno
dibentuk oleh Ibu Inggit menjelma menjadi pimpinan bangsa. Inilah yang
diimajinasikan oleh pengarang, yang secara historis, simbolisasi ini tidak
muncul dalam buku- buku sejarah tentang Soekarno dan tentang Inggit Garnasih:
bahwa ibu Inggit memagang peranan besar dalam riwayat pembentukan negeri ini.
Hanya perannya tidak muncul ke publik karena lebih banyak di belakang layar, “Bagai
seorang ibu yang hanya memberi, tetapi tidak pernah meminya.” Ibu Inggit adalah
Ibu Indonesia dalam menjelmakan seseorang menjadi pemipin besar.
Plot penceritaan
novel sangat bergantung pada tokoh Soekarno selama perjuangannya untuk menjadi
tokoh politik penting Indonesia. Tokoh Inggit digunakan hanay untuk mengisahkan
kejadian di sekitar Soekarno dan mengungkapkan perasaan dan pikiran seorang
istri pejuang nasional yang kurang dikenal secara publik.
Mendata Informasi dalam Teks Cerita Sejarah
Kegiatan
mendata informasi penting dalam novel sejarah tentu akan berbeda dengan mendata
informasi penting dalam teks sejarah. Informasi penting dalam novel sejarah
lebih mengarang kepada fakta sejarah yang dijadikan latar penceritaan serta
imajinasi penulis atas fakta tersebut. Seperti dipaparkan pada pengantar
sebelumnya, novel Kuantar ke Gerbang karya
Ramadhan K.H. mengandung fakta sejarah tentang masa perjuangan awal Soekarno
dan kehidupan rumah tangganya dengan Inggit Garnasih . Di samping tokoh, fakta
sejarah yang digunakan adalah latar tempat, seperti Sukamiskin (sebuah nama
kecamatan di Kota Bandung dan juga menjadi nama Lapas), Banceuy sebuah nama
kelurahan di Bandung dekat alun- alun Kota Bandung serta Kota Bandung itu
sendiri, Surabaya saat Soekarno melakukan perjalanan dengan kereta api,, Endeh
dengan membentuk rombongan sandiwara kisah perjalanan dari Bengkulu ke Padang.
Pusat
penceriraan novel sejarah Kuantar ke
Gerbang terletak pada tokoh Soekarno. Namun, bukan tentang Soekarno itu
sendiri, melainkan kisah kejadian di sekitarnya. Imajinasi pengarang ini secara
leluasa banyak mengungkapkan perasaan dan pikiran tokoh Inggit Garnasih.
Menurut Sumardjo (1991:57), imajinasi pengarang terhadap tokoh Inggit Garnasih
dengan jasa- jasanya sering berubah mennjadi semacam gugatan meskipun ini tak
banyak dan hadir secara tersamar (implisit, pen.). Kesan Jacob Sumardjo sangat
beralasan karena dalam buku- buku sejarah tentang Soekarno, Inggit Garnasih
sangat jarang dikupas. Padahal, jasa- jasanya sangat besar dalam mengantarkan
Soekarno ke panggung politik nasional dan menjadi Bapak Bangsa. Penulis
mengharapkan agar Inggit Garnasih semakin banyak dikupas dalam sejarah
Indonesia.
Menemukan
Hal Menarik dalam Novel Sejarah
Ketiga mendengarkan pembacaan kutipan
novel, tentulah terdapat bagian- bagian yang menarik. Kemenarikan itu dapat
berupa waktu, tempat, tokoh yang mungkin bagi sebagian orang tidak asing.
Untuk mengukur kemampuan mendengarkan,
jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut:
1. Kapan latar waktu certa
dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
2. Di manakah latar dalam
kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
3. Peristiwa apa sajakah
yang dikisahkan?
4. Siapa saja tokoh yang
terlibat dalam penceritaan?
5. Di agian apa sajakah
yang menandakan bahwa novel tersebut tergollong ke dalam novel sejarah?
Sumber:
Maman Suryaman, dkk. Buku Bahasa
Indonesia XII. Puskurbuk Balitbang Kemdikbud