Sabtu, 03 Oktober 2020

Mendata Pokok- Pokok Isi Anekdot

 

Kata Kunci: Teks Anekdot

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.

Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata

Anekdot dan humor memiliki persamaan, yakni sama- sama mengandung cerita lucu, menghibur. Perbedaannya, kalau humor hanya sekadar lucu, menghibur, sedangkan anekdot, lucu tetapi mempunyai tujuan tertentu yakni mengkritik atau menyindir secara halus.

 Perhatikan Kedua Teks Anekdot berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan yang menyertainya!

Teks Anekdot I

Dosen yang juga Menjadi Pejabat (teks anekdot berbentuk dialog)


Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang

Tono              :     “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”

Udin              :     “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono              :     “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin              :     “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”

Tono              :     “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin              :     “Loh, apa hubungannya.”

Tono              :     “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin              :     “???”

 

 

Teks Anekdot II

Cara Keledai Membaca Buku (teks anekdot berbentuk narasi/ prosa)

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.  Namun,  Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar  bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”

Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik balik halaman buku itu”.

“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?” kata Nashrudin dengan mimik serius

 

Dari dua contoh anekdot di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1.            Siapa yang diceritakan dalam anekdot tersebut?

2.            Masalah apa yang diceritakan dalam anekdot?

3.            Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut!

4.       Menurut  pendapatmu,  selain  menceritakan   hal   yang   lucu,  adakah  pesan tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam anekdot tersebut?

5.            Mengapa cerita lucu tersebut disebut anekdot?

6. Apa persamaan anekdot dengan humor?

7. Apa perbedaan anekdot dengan humor?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar