Selasa, 01 September 2020

Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi (Bindo Kelas XI TEKS EKSPLANASI)

             Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.     memahami informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar atau dibaca;

2.     menemukan gagasan umum dan fakta penting dalam teks eksplanasi.

Pernahkah kamu mendengar atau membaca informasi mengenai fenomena atau peristiwa yang terjadi di lingkunganmu? Fenomena atau peristiwa tersebut, seperti hujan deras, gempa bumi, angin puting beliung, dan yang lainnya. Selain itu, kita sering pula mendengar peristiwa-peristiwa yang terkait dengan masalah sosial dan budaya, misalnya seorang siswa SMA yang berhasil menjuarai lomba penelitian remaja, lomba salah satu jenis olahraga, atau siswa SMK yang berhasil menciptakan alat pendeteksi gempa bumi. Mungkin juga, kamu membaca peristiwa politik dan ekonomi, misalnya tentang pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara serentak atau tentang investasi asing yang mulai merambah ke daerah-daerah. Informasi tentang peristiwa atau fenomena tersebut disajikan dalam jenis teks eksplanasi.


Memahami Informasi dalam Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya fenomena. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya fenomena secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.

Perhatikan contoh teks berikut ini!

Demonstrasi Massa

Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.

Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemungkaran yang terjadi di hadapannya.

Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.

Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya  ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.

Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.

Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal- awal reformasi di negeri ini pada tahun 19971998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.

Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru   di Korea Utara. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.

Demikian pula jika kita melihat kembali kondisi masyarakat di negara tersebut. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.

Dengan fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan. Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apa pun yang terjadi di sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggut- manggut dan berkata “ya” pada apa pun tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.

(Sumber: Kosasih)

 

Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat dan sebab maraknya demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun dapat dikelompokkan sebagai teks eksplanasi. Dari teks semacam itu diharapkan para pembaca dapat memahami proses berlangsungnya suatu peristiwa yang bersifat kausalitas dengan sejelas- jelasnya.

Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya berupa fakta. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf keenam dan ketujuh di atas. Paragraf tersebut dibentuk oleh empat buah kalimat yang semuanya berupa fakta.

                               

                Fakta I

Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum  hampir  melanda  di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk khidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat

 

Fakta II

Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur

 

Perhatikan pula contoh lainnya di bawah ini!

Kalau memang sudah terkena anemia, jenis-jenis asupan alamiah seperti dari makanan, sudah tak praktis lagi. Ini disebabkan, makanan berzat besi perlu dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan itu tak memungkinkan. Makanya, asupan zat besi perlu ditambahkan sampai anemianya terkoreksi. Biasanya, mereka merasa sehat kembali setelah satu atau dua hari berikutnya jika mengonsumsi asupan zat besi. Namun, itu menghilangkan gejalanya saja. Padahal, penyakitnya masih ada sewaktu-waktu bisa muncul kembali. Oleh karena itu, agar anemia terkoreksi, dibutuhkan zat besi yang cukup sebagai cadangan di dalam tubuh. Cadangan zat besi itu berguna untuk mengganti sel darah merah yang hilang. Biasanya, asupan itu terus dikonsumsi selama satutiga bulan sampai anemianya terkoreksi betul

Teks di atas juga tergolong ke dalam bentuk teks eksplanasi. Di dalamnya tergambar suatu paparan proses. Teks tersebut memaparkan secara kausalitas tentang proses penyembuhan penyakit anemia. Pembacanya pun memperoleh pemahaman yang sangat jelas tentang cara-cara penyembuhan penyakit itu. Dengan contoh di atas, teks yang menjelaskan suatu proses, urutan kegiatan yang bersifat kausalitas, dapat digolongkan ke dalam teks eksplanasi

 

                TUGAS SISWA

1.     Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

a.      Apa yang menjadi dasar jika teks tersebut dinamakan teks eksplanasi?

b.     Bagaimana ciri umum dari teks eksplanasi?

c.      Teks eksplanasi dibentuk oleh unsur apa saja?

d.     Apa yang dimaksud dengan hubungan kausalitas dalam teks eksplanasi?

e.      Apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi?

 

2.    Bacalah beberapa teks di bawah ini dengan cermat. Kemudian, tentukan manakah yang termasuk ke dalam teks eksplanasi.

a.    Pertanian yang dilakukan secara konvensional sudah ketinggalan zaman. Cara bertani konvensional ini dipandang tidak mampu meningkatkan produksi dan kualitas pangan jika dilihat dari tingkat kebutuhan pangan. Untuk mengatasi masalah ini sekarang sedang dikembangkan bioteknologi yang diharapkan mampu melipatgandakan produksi pangan sekaligus meningkatkan kualitasnya.

b.    Satu-satunya bidang pembangunan yang  tidak  mengalami  imbas krisis ekonomi adalah sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.

c.    Sejak sekolah dasar aku dididik mandiri oleh ibuku. Pada saat aku berusia sebelas tahun ibuku mendidik aku supaya bisa mencari uang sendiri memenuhi kebutuhan sekolahku. Setiap berangkat sekolah ibuku menyertakan bermacam-macam buah satu tas untuk dijual di sekolah. Aku melakukannya dengan senang hati. Lama-kelamaan ibuku menyuruhku untuk membeli dan menjual sendiri tanpa harus dibantu siapa pun. Kegiatan semacam itu aku lakukan sampai sekarang meskipun aku sudah sekolah di SMA dengan barang-barang dagangan yang berbeda. Sekarang aku menjual pakaian dari mutu berkualitas rendah sampai dengan berkualitas tinggi. Yang paling mengesankan bagiku, sejak dulu sampai sekarang masih tetap ada pembeli setiaku.

d.   Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insyaallah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

e.    Pada masa lalu bila seseorang ingin menabung atau mengambil uang di bank, harus datang ke bank tersebut dengan memenuhi segala persyaratannya. Demikian juga bila seorang nasabah mau mentransfer dana ke rekening lain, harus datang ke bank tersebut dengan memenuhi segala persyaratannya. Segala transaksi harus dilakukan di tempat bank itu berada. Sekarang, para nasabah bank dipermudah dengan teknik layanan baru. Bila mau mengadakan transaksi mulai dari menabung, mengambil uang, mengecek saldo akhir hingga bayar rekening telepon, dan lain-lain dapat dilakukan dari jarak jauh tinggal tekan tombol. Telebanking merupakan inovasi baru untuk mempermudah para nasabah melakukan berbagai kegiatan transaksi perbankan.



Sumber: Suherli. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Puskurbuk. Kemdikbud

 

MENULIS TEKS EKSPOSISI (URAIAN MATERI PELAJARAN DAN LATIHAN, BINDO KELAS X)

URAIAN MATERI PEMBELAJARAN

Menulis Teks Eksposisi

            Teks eksposisi biasa tampil di majalah dinding, majalah kertas, koran, maupun media online. Biasanya teks ini ditempatkan di halaman opini. Oleh redaksi, teks ini dinamai artikel opini. Pembaca yang ingin karya tulisnya dimuat di majalah, koran, atau media online dapat mengirim karya tulis jenis ini dengan cara mengirimkan lewat email ke redaksi media tersebut. Bila koran Jawa Pos, berarti karya tulis tersebut dikirim ke email redaksi Jawa Pos.

Pengirim tulisan yang tulisannya terpilih dan dimuat di koran/ media onlien, misalnya koran Jawa Pos, redaksi akan memberi royalti (honor) pada pengirim tulisan tersebut dengan cara transfer ke rekaning pengirim tulisan tersebut. Jadi, minimal tiga manfaat yang diperoleh pengirim tulisan saat tulisannya terpilih dan dimuat di koran, pertama, pegirim tulisan jadi terkenal. Karya tuisnya dibaca banyak orang. Kedua, keuntungan eknomi karena pengirim tulisan dapat royalti dari redaksi. Ketiga,ilmunya bermanfaat bagi banyak orang.

            Bagaimana cara menulis teks eksposisi? Banyak cara yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut:

1.    Tentukanlah topik  yang berupa masalah yang akan Anda bahas!

Saat merencanakan penulisan teks eksposisi, pastikan topik yang Anda tentukan itu penting. Penting di sini maksudnya adalah topik Anda sedang aktual, sedang hot, viral, dibicarakan banyak orang. Selain itu, upayakan topik Anda juga bermanfaat bagi banyak orang. Selain itu, pastikan Anda juga menguasai topik ini. Anda puya pengetahuan, pengalaman berkaitan dengan topik ini. Bila Anda belum punya pengetahuan tentang topik ini, Anda harus membaca referensi perihal topik yang akan Anda bahas, misalnya dari buku atau dari internet. Misalnya teks eksposisi yang akan Anda bahas bertopik kebiasaan bangga dengan produk luar negeri.



2.    Membuat kerangka

Ingatlah bahwa teks eksposisi strukturnya ada tiga yakni tesis (peryataan pendapat), argumentasi, dan penegasan ulang. Misalnya:

Topik: Kebiasaan warga bangga dengan produk luar negeri.

Kerangka:

a.    Tesis

Fakta:

Media CNBC melaporkan hasil survei bahwa 60% warga lebih menyukai produk luar negeri.

 

Masalah

1)Meningkatnya angka pengangguran dalam negeri

2)Industri dalam negeri kewalahan bersaing dengan industri luar negeri

3)Devisa negara mengami pengurangan

4)Menurunkan nasionalisme

 

b.   Argumentasi

1)Penyebabnya karena tokoh (pemerintah atau pun artis) ikut menjadi model seolah mengampanyekan produk luar negeri.

2)Pemerintah kurang berperan dalam mengatur regulasi.

3)Pemerintah kurang berhasil memberikan pembinaan pada industri dalam negeri dan pada konsumen dalam negeri.

 

c.    Penegasan ulang

Harus ada kerjasama antara pemerintah, industri dalam negeri, dan masyarakat sebagai konsumen dalam negeri.

 

3.    Mengumpulkan bahan

Penulis teks ekposisi harus memperkaya wawasannya tentang topik masalah yang akan dibuatnya. Langkah yang dapat ditempuh dalam hal ini dengan membaca referesni, sumber pustaka tentang topik masalah yang akan dibahas, baik di buk, interne,  atau sumber kepustakaan lainnya.

 

4.    Perhatikan siapa target pembaca tulisanmu

Dengan mengetahui target pembaca tulisanmu, diharapkan kamu mampu menakar kedalaman pembahasan dan analisismu pada masalah yang dibahas.

 

5.    Mengembangkan kerangka

Kerangka yang sudah kalian buat, kembangkan menjadi karangan yang utuh berdasarkan pengalamanmu dan berdasarkan studi pustakamu, baik dari buku maupun dari internet.

Misalnya topik dan kerangka yang sudah diubuat di atas kita kembangkan, hasilnya seperi berikut!

a.    Tesis

Media CNBC melaporkan hasil survei bahwa 60% warga lebih menyukai produk luar negeri. Hasil penelitian ini memprihatinkan dan membuat masyarakat terkejut dan malu. Malu pada dunia internasional yang membaca hasil survei ini. Perilaku warga yang cenderung lebih menyukai produk luar negeri ini berdampak negatif pada banyak hal. Pertama, meningkatnya angka pengangguran dalam negeri. Hal ini disebabkan karena industri dalam negeri menjadi kalah bersaing dengan industri luar negeri. Industri menjadi lesu yang pada akhirnya mereka akan mengurangi ongkos belanja pegawai produksi, transportasi, dan tenaga lain yang berkaitan dengan produk tersebut. Selain itu, bila banyak warga lebih memilih produk luar negeri, devisa negara mengami pengurangan

Tidak hanya itu, kebiasaan belanja produk luar negeri daripada dalam negeri akan menurunkan harga diri bangsa Indonesia di mata dunia dan menurunkan jiwa nasionalisme bangsa Indoensia. Tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga generasi bangsa yang akan datang akan tidak bangga pada produk dalam negeri.

 

b.   Argumentasi

Kebiasaan warga lebih memilih produk luar negeri daripada dalam negeri disebabkan oleh banyak hal. Pertama, banyak artis, model,bahkan tokoh masyarakat begitu bangga memamerkan barang- barangnya hasil belanja produk luar negeri. Mereka tidak menyadari bahwa mereka adalah model, tokoh yang menjadi sorotan dan perhatian masyarakat. Apa yang mereka pakai dan katakan akan berdampak bagi pembentukan masyarakat. Ini membentuk label, stigma bahwa produk luar negeri lebih keren, labih bergengsi daripada dalam negeri. Masyarakat begitu bangga memakai barang bermerek luar negeri padahal banyak produk luar negeri yang justru diproduksi, dikerjakan industri dalam negeri. Misalanya PT Sritek, industri tekstil di Solo yang memproduksi busana berkelas.

Kedua, produk dalam negeri kalah bersaing daripada produk dalam negeri meski di pasar dalam negeri. Menurut desainer kondang Ali Charisma, merek lokal masih kalah saing dengan merek luar negeri.

Kurangnya uluran tangan pemerintah dalam hal ini juga makin menjadikan masyarakat lebih suka produk luar negeri daripada dalam negeri. Pemerintah perlu membina industri dalam negeri agar mampu menghasilkan produk- produk berdaya saing. Selain itu, pemerintah juga perlu membuat aturan, regulasi, mewajibkan pegawai negeri  dan keluarganya untuk membeli dan menggunakan produk dalam negeri, misalnya alat tulis kantor, baju, sepatu, topi, tas, dan kebutuhan lainnya di pemerintahan harus menggunakan produk dalam negeri. Tindakan ini akan menjadikan produk dalam negeri tumbuh subur yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

 

c.    Penegasan ulang

Agar kebiasaan bangga pada produk luar negeri ini terkikis bahkan hilang, tidak mendarah daging bahkan turun pada anak cucu kita, perlu ada kerja sama banyak pihak. Pemerintah perlu membuat aturan yang tegas yang menganjurkan bahkan mengharusnya belanja produk dalam negeri. Tokoh publik, artis, termasuk aparat pemerintah juga harus menjadi model bagi masyarakat untuk cinta pada produk luar negeri. Selain itu, industri dalam negeri harus evaluasi diri agar bisa meningkatkan kualitas produk sehingga produk- produknya bersaing.


6.    Menyunting teks

Setelah selesai, baca kembali tulisanmu. Suntinglah. Hal yang Anda perhatikan dalam menyunting mencakup:

a.   Aspek isi, apakah isinya menarik dan bermanfaat?

b. Aspek struktur, pakah strukturnya lengkap? Hubungan antar struktur padu dan logis?

c.  Aspek ejaan. Perhatikan ejaan (tanda baca, penggunaan huruf kapital, lain- lain). Perhatikan pula pilihan katanya, efektivitas kalimat dan kepaduan wacananya. Teks buatan Anda siap dipublikasikan.

 CATATAN: 

Jangan lupa memberi judul karanganmu. Judul bisa kalian buat pada awal mengarang, boleh pula Anda buat setelah isi karangan jadi. 


LATIHAN

Menulis Teks Eksposisi

Tulislah teks eksposisi dengan memilih salah satu topik di bawah ini! Anda juga boleh menentukan topik lainnya selain ini!

1.    Bahasa Inggris lebih keren daripada bahasa Indonesia

2.    Perlukah siswa membawa HP ke sekolah?

3.    Penyalahgunaan media sosial

4.    Pengguaan HP oleh anak usia dini.

5.    ...dll.

 

SUMBER:

Kosasih, 2019. Bahasa Indonesia Kelas XI dengan penambahan seperlunya

Senin, 31 Agustus 2020

Uraian Materi Pelajaran dan Latihan: Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

 URAIAN MATERI PELAJARAN

Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

Berikut ini adalah ciri kebahasaan teks eksposisi:

1.    Banyak menggunakan istilah yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas

Teks eksposisi banyak mengguunakan istilah yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Penggunaan istilah tersebut membatu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang disampaikan. Bila teks eksposisi membahas pendidikan, istilah yang muncul yang berkaitan dengan pendidikan, misalnya: karakter, kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar, standar kompetensi lulusan, ketuntatasn minimal, afektif, kognitif, dll.  Istilah dalam bidang pertenian misalnya gulma, insektisida, pestisida, klorofil, hama, dll.


2.    Menggunakan Konjunsi Kausalitas

    Teks eksposisi menggunakan kata- kata yang menunjukkan hubungan penyebaban untuk menyatakan sesuatu yang argumentatif (konjungsi kausalitas). Contoh, jika, maka, sebab, disebabkan, karena, dengan demikian, akibatnya, dan oleh karena itu.


3.   Menggunakan Kata- Kata yang Menyatakan Hubungan Temporal ataupun Perbandingan/ Pertentangan

   Teks eksposisi menggunakan kata- kata yang menyatakan hubungan temporal ataupaun perbandingan/ pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun. Kata- kata itu digunakan untuk menyampaikan urutan argumentasi/ fakta ataupun penolakan/ penentangan terhadap argumen lainnya.

 

4.    Menggunakan Kata Kerja Mental

     Teks eksposisi menggunakan kata kerja mental, yakni kata kerja yang menyatakan kegiatan abstrak sebagai bentuk aktivitas pikiran. Misalnya memperhatikan, menggambarkan, mengetahui, memahami, bekeyakinan, berpikir, memperkirakan, mengaggumi, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

5.    Menggunakan kata- kata perujukan, seperti menurut, berdasarkan, merujuk.

6.    Menggunakan kata- kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus, dan seharusnya. 

Sumber: Engkos Kosasih, 2019. Bahasa Indoesia Kelas X dengan peambahan seperlunya

 

LATIHAN

Menelaah Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

Petunjuk Siswa: Bacalah teks eksposisi berjudul Membumikan Pendidikan Karakter karya Amin Mustofa ini. Klik link: http://suarabojonegoro.com/baca/2019/03/18/membumikan-pendidikan-karakter. Setelah membaca, temukanlah kaidah kebahasaan teks tersebut. Untuk memudahkan kamu menemukan kaidah kebahasaannya, gunakanlah enam perintah di bawah ini!

 

1.    Temukanlah minimal lima istilah yang berkaitan dengan dengan permasalahan yang dibahas. Tulis pula arti istilah tersebut!

2.    Temukanlah tiga kalimat yang di dalamnya terdapat konjungsi kausalitas!

3.    Temukanlah tiga kalimat yang di dalamnnya terdapat kata yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/ pertentangan!

4.    Temukanlah tiga kalimat yang di dalamnya terdapat kata kerja mental!

5.    Temukanlah tiga kata perujukan dalam teks eksposisi tersebut!

6.    Temukanlah tiga kalimat yang di dalamnya terdapat kata- kata persuasif!

 

 

MATERI PEMBELAJARAN DAN TUGAS SISWA "MENGUNGKAPKAN STRUKTUR TEKS EKSPOSISI"

MATERI PEMBELAJARAN


Mengungkapkan Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi (a) tesis atau penyataan pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.

Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.

Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara. 

Bagian terakhir adalah penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.

Berikut ini kamu akan belajar mengidentifikasi struktur teks eksposisi Pembangunan dan Bencana Lingkungan. Langkah pertama, bacalah teks “Pembangunan dan Bencana Lingkungan berikut ini setelah itu kita analisis strukturnya. 

Pembangunan dan Bencana Lingkungan

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.

Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.

Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.

Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.

Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.



Teks eksposisi Pembangunan dan Bencana Lingkungan tersebut, setrukturnya adalah sebagai berikut:

1.   Tesis/ Pernyataan pendapat

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan  dan  hewan,   kerusakan   habitat   alam,   serta peningkatan polusi dan kemiskinan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut

 

2.   Argumentasi

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau  disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya

 

Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia

 

Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 bencana banjir,

69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.

 

Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan kerusakan lingkungan dan bencana alam.

 

Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.

 

 

3.   Penegasan Ulang dan Rekomendasi

 Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.

 



TUGAS SISWA

Mengungkapkan Struktur Teks Eksposisi

Petunjuk untuk siswa:

Setelah kalian membaca materi Mengungkapkan Struktur Teks Eksposisi di atas, berlatihlah mengungkapkan struktur teks eksposisi yang berjudul Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup ini (tentukan bagian mana yang merupakan tesis/ pernyataan pendapat, argumentasi, penegasan ulang dan rekomendasi)!

 


Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka. Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri telah memberi dampak yang sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa manusia. Namun, hal yang perlu dipertanyakan, apakah pengalaman tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa lebih nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak memberikan solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?
Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi, perubahan konsep atau pemahaman tentang alam, dan menanamkan budaya pelestari.

Upaya Rekonsiliasi
Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi. Manusia cenderung untuk menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai embusan angin yang berlalu. Bekas tangisan karena efek dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal menjadi suatu memori untuk dikisahkan. Namun, perlu diingat bahwa tidaklah cukup jika manusia hanya sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa semua kejadian tersebut adalah hasil dari perilaku dan  tindakan yang patut diperbaiki dan diubah.
Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari. Tanpa sikap rekonsiliasi, kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan lingkungan hidup hanya akan menjadi langganan yang terus-menerus dialami.
Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan saja. Akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik tolak untuk memulai suatu perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah dan meminimalisasi efek yang lebih besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan perubahan demi kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.

            Perubahan Konsep atau Pemahaman Manusia tentang Alam

Salah satu akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup adalah terjadinya pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Berbagai fakta kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di tanah air adalah hasil dari suatu pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Cara pandang tersebut melahirkan tindakan yang salah dan membahayakan. Misalnya, konsep tentang alam sebagai objek. Konsep ini memberi indikasi bahwa manusia cenderung untuk mempergunakan alam seenaknya. Tindakan dan perilaku manusia dalam mengeksplorasi alam terus terjadi tanpa disertai suatu pertanggungjawaban bahwa alam perlu dijaga keutuhan dan kelestariannya. Banyak binatang yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban perburuan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pembalakan liar yang terjadi pun tak dapat dibendung lagi. Pencemaran tanah dan air sudah menjadi kebiasaan yang terus dilakukan. Polusi udara sudah tidak disadari bahwa di dalamnya terdapat kandungan toksin yang membahayakan. Jadi, alam merupakan objek yang terus menerus dieksploitasi dan dipergunakan manusia.

Berdasarkan kenyatan demikian, diperlukan suatu perubahan konsep baru. Konsep yang dimaksud adalah melihat alam sebagai subjek. Konsep alam sebagai subjek berarti manusia dalam mempergunakan alam membutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab. Di sini seharusnya manusia dalam hidupnya dapat menghargai dan mempergunakan alam secara efektif dan bijaksana. Misalnya, orang Papua memahami alam sebagai ibu yang memberi kehidupan. Artinya, alam dilihat sebagai ibu yang darinya manusia dapat memperoleh kehidupan. Oleh karena itu, tindakan merusak lingkungan secara tidak langsung telah merusak kehidupan itu sendiri


Sumber: Suherli dkk. Bahasa Indonesia