Selasa, 08 September 2020

Mengidentifikasi Struktur dan Kaidah KebahasaanTeks Eksplanasi (Uraian Materi dan Latihan, BINDO Kelas XI)

 

 
URAIAN MATERI DAN LATIHAN
Mengidentifikasi Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


A.  Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.

1.     Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya.

2.     Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.

a.    Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.

b.    Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.

3.     Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

 

B.  Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi adalah sebagai berikut!

1.     Menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif.

2.     Menggunakan konjungsi kausalitas (sebab akibat), antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.

3.     Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

4.     Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya, misalnya: pada bulan keempat, dalam bulan kelima, setelah tujuan bulan kemudian dll.

5.     Tidak menggunakan kata ganti persona (aku, saya, kami, dia, mereka) tetapi langsung merujuk pada benda atau fenomena karena objek yang dijelaskan oleh teks eksplanasi berupa benda atau fenomena, misalnya banjir, demonstrasi massa, kekeringan dll.

6.     Banyak menggunakan kata kerja pasif, misalnya terlihat, terwujud, dimulai, ditimbun dan lain- lain.

7.     Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

 

 

LATIHAN

Bacalah teks eksplanasi yang berjudul “Gempa Aceh” berikut ini kemudian analisislah struktur dan kaidah kebahasaan teks tersebut! 

Gempa Aceh

Gempa dahsyat pernah terjadi di Aceh, 26 Desember 2004, pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak di sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 km. Bencana ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Dampak kerusakannya meliputi Aceh, Sumatra Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Gempa ini juga mengakibatkan gelombang laut setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Kekuatan gempa pada penghujung tahun 2004 itu mencapai 9.0 richter dengan korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi yang disertai gelombang tsunami itu merupakan bencana yang mengakibatkan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.

Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Namun, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai Barat Aceh dan Sumatra Utara.

Di Sri Lanka dikonfirmasikan 45.000 korban jiwa jatuh dan lebih dari 1 juta jiwa penduduk negara ini terkena dampak gempa secara langsung. Di India, termasuk Kepulauan Andaman dan Nicobar diperkirakan menelan lebih dari 12.000 korban jiwa.

Di Thailand banyak pula wisatawan asing terkena bencana, terutama di daerah Phuket diperkirakan ada sekitar 4.500 korban jiwa. Bhumi Jensen, cucu Raja Rama IX atau lebih dikenal dengan nama Bhumibol Adulyadej juga termasuk salah satu korban. Bhumi Jensen baru berusia 21 tahun.

Bahkan di Somalia, di benua Afrika ribuan kilometer dari Indonesia, dilaporkan jatuh lebih dari 100 korban jiwa. Akan tetapi, sebagian besar atau mungkin hampir semua dari mereka adalah para nelayan.

Gempa Bumi dan Tsunami Aceh yang juga menghantam Thailand. Selain menempati posisi gempa berkekuatan terbesar kedua setelah gempa Chili 1960 yang mencapai 9.5 skala richter, gempa Aceh menempati peringkat pertama sebagai gempa dengan waktu (durasi) penyesaran yang paling lama, yaitu sekitar 10 menit. Gempa ini cukup besar untuk membuat seluruh bola bumi ikut bergetar.

Gempa dahsyat yang mengguncang dunia ini menunjukkan bahwa ada kekuatan besar yang berada di luar kita. Sebagai manusia, kita harus sadar bahwa kita makhluk yang Allah dan Allah mahakuasa.

 

SUMBER: Suherli. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Puskurbuk Kemdikbud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar