URAIAN MATERI DAN LATIHAN
Mengidentifikasi Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
A. Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya
jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks
eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.
1.
Identifikasi fenomena (phenomenon identification),
mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan
fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya.
2.
Penggambaran rangkaian kejadian
(explanation sequence), memerinci
proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai
pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
a.
Rincian yang berpola
atas pertanyaan “bagaimana” akan
melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun
berdasarkan urutan waktu.
b.
Rincian yang berpola
atas pertanyaan “mengapa” akan
melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase
kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab
akibat.
3.
Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian
yang dipaparkan sebelumnya.
B. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Kaidah kebahasaan teks eksplanasi
adalah sebagai berikut!
1. Menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif.
2. Menggunakan konjungsi kausalitas (sebab akibat),
antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu,
oleh karena itu, sehingga.
3. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu),
seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
4. Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga
menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya, misalnya: pada bulan keempat, dalam bulan kelima, setelah tujuan bulan kemudian
dll.
5. Tidak menggunakan kata ganti persona
(aku, saya, kami, dia, mereka) tetapi langsung merujuk pada benda atau fenomena
karena objek yang dijelaskan oleh teks eksplanasi berupa benda atau fenomena,
misalnya banjir, demonstrasi massa, kekeringan dll.
6. Banyak menggunakan kata kerja pasif,
misalnya terlihat, terwujud, dimulai,
ditimbun dan lain- lain.
7. Banyak menggunakan kata teknis atau
peristilahan yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
LATIHAN
Bacalah teks eksplanasi yang
berjudul “Gempa Aceh” berikut ini kemudian analisislah struktur dan kaidah kebahasaan teks
tersebut!
Gempa Aceh
Gempa dahsyat pernah terjadi di Aceh, 26 Desember
2004, pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak
di sebelah barat Aceh dengan kedalaman
10 km. Bencana ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun
terakhir. Dampak kerusakannya meliputi Aceh, Sumatra Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia,
Thailand, Pantai Timur India, Sri
Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Gempa ini juga
mengakibatkan gelombang laut
setinggi 9 meter. Bencana
ini merupakan kematian
terbesar sepanjang sejarah.
Indonesia, Sri Langka, India,
dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Kekuatan gempa pada penghujung tahun 2004
itu mencapai 9.0 richter dengan korban
tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang
dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi yang
disertai gelombang tsunami itu
merupakan bencana yang mengakibatkan kematian
terbesar sepanjang sejarah.
Indonesia, Sri Langka,
India, dan Thailand
merupakan negara dengan
jumlah kematian terbesar.
Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000
korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di
ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua
bangunan rusak terkena
tsunami. Namun, kebanyakan korban
disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai Barat Aceh dan Sumatra Utara.
Di Sri Lanka dikonfirmasikan 45.000 korban jiwa jatuh dan lebih dari 1
juta jiwa penduduk negara ini terkena dampak gempa secara langsung. Di India,
termasuk Kepulauan Andaman dan Nicobar diperkirakan menelan lebih dari 12.000
korban jiwa.
Di Thailand banyak pula wisatawan
asing terkena bencana,
terutama di daerah Phuket
diperkirakan ada sekitar 4.500 korban jiwa. Bhumi Jensen, cucu Raja Rama IX atau lebih dikenal dengan nama Bhumibol
Adulyadej juga termasuk salah satu korban. Bhumi Jensen baru berusia 21 tahun.
Bahkan di Somalia, di benua Afrika ribuan
kilometer dari Indonesia, dilaporkan jatuh lebih dari 100 korban jiwa. Akan
tetapi, sebagian besar atau mungkin hampir semua dari mereka adalah para
nelayan.
Gempa Bumi dan Tsunami
Aceh yang juga menghantam Thailand. Selain menempati posisi gempa berkekuatan terbesar
kedua setelah gempa Chili 1960 yang mencapai 9.5 skala richter, gempa Aceh menempati peringkat
pertama sebagai gempa dengan waktu (durasi) penyesaran yang paling lama, yaitu sekitar
10 menit. Gempa
ini cukup besar
untuk membuat seluruh bola
bumi ikut bergetar.
Gempa dahsyat
yang mengguncang dunia ini menunjukkan bahwa ada kekuatan besar yang berada di
luar kita. Sebagai manusia, kita harus sadar bahwa kita makhluk yang Allah dan
Allah mahakuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar