Kata Kunci:
Teks Anekdot
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar atau
membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita
rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu
yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan
untuk tujuan lainnya.
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar
di masyarakat adalah anekdot.
Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang
kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat)
atau terkenal berdasarkan kejadian
yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali,
partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot
tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot
yang tidak berasal
dari kejadian nyata
Anekdot dan humor memiliki persamaan, yakni sama- sama
mengandung cerita lucu, menghibur. Perbedaannya, kalau humor hanya sekadar lucu,
menghibur, sedangkan anekdot, lucu tetapi mempunyai tujuan tertentu yakni
mengkritik atau menyindir secara halus.
Teks
Anekdot I
Dosen
yang juga Menjadi Pejabat (teks anekdot berbentuk dialog)
Di kantin sebuah
universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau
mengajar selalu duduk, tidak
pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu
saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya
tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya,
Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau
dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Teks
Anekdot II
Cara
Keledai Membaca Buku (teks anekdot berbentuk narasi/ prosa)
Alkisah, seorang raja bernama
Timur Lenk menghadiahi
Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.
Namun, Timur Lenk memberi
syarat, agar Nasrudin mengajari
terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca.
Timur Lenk memberi waktu dua minggu
sejak sekarang kepada Nasrudin
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil
menuntun keledai itu, ia memikirkan apa
yang akan diperbuat.
Jika ia dapat mengajari
keledai itu untuk membaca,
tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak
maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin
segera mempraktikkan apa yang telah
ia ajarkan kepada
keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut
dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap
buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian
si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah
berkata ia telah membaca seluruh isi
bukunya.
“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa
ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah
kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai
membaca?”
Nasrudin berkisah,
“Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip buku.
Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya.
Keledai itu harus belajar
membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak
ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia
terlatih membalik balik halaman buku itu”.
“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas
Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya
membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi, kalau kita juga
membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?”
kata Nashrudin dengan mimik serius
Dari dua contoh anekdot di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini.
1.
Siapa yang diceritakan dalam anekdot tersebut?
2.
Masalah apa yang diceritakan
dalam anekdot?
3.
Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut!
4. Menurut pendapatmu,
selain
menceritakan hal yang
lucu,
adakah pesan tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam anekdot tersebut?
5.
Mengapa cerita lucu tersebut disebut anekdot?
6. Apa persamaan anekdot dengan humor?
7. Apa perbedaan anekdot dengan humor?